(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Histori

ABDULLAH BIN RAWAHAH, SAHABAT NABI YANG TEGAS TOLAK SUAP

Abdullah bin Rawahah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia salah satu dari dua belas orang pertama yang menyatakan keislaman dari kalangan Anshar sebelum terjadinya Hijrah.

Abdullah bin Rawahah mahir membuat puisi. Nabi Muhammad sangat menyukai dan menikmati rangkaian kata-kata dalam syair-syair yang dibuatnya.

Semenjak masuk Islam, Rasulullah mendorongnya agar lebih tekun membuat syair. Kemampuan membuat syair kemudian Abdullah bin Rawahah baktikan untuk kejayaan Islam.

Tak hanya dikenal sebagai penyair, Abdullah bin Rawahah rupanya sosok yang jujur dan tegas.

Suatu ketika, Nabi Muhammad menugaskan Abdullah bin Rawahah untuk mengecek harta benda masyarakat Khaibar untuk keperluan penarikan jizyah (pajak bagi penduduk non-Muslim). Khaibar merupakan tempat tinggal kaum Yahudi.

Abdullah bin Rawahah langsung datang ke wilayah tersebut. Di sana, ia memeriksa dan menaksir jumlah kurma yang masih menggantung di atas pohon milik masyarakat Khaibar. Sesuai kesepakatan, masyarakat Khaibar harus membayar pajak karena tinggal di wilayah kekuasaan Islam.

Saat tengah memeriksa jumlah kurma, masyarakat Khaibar mencoba memberi suap kepada pria yang berasal dari Bani Kharaj itu. Mereka menyerahkan perhiasan dengan harapan Abdullah bin Rawahah mengurangi taksiran dan memberikan keringanan pajak. Demikian dalam buku Akhlak Rasul menurut Al-Bukhari dan Muslim.

Namun, Abdullah bin Rahawah secara tegas langsung menolak suap yang ditawarkan penduduk Khaibar. Ia menegaskan, harta suap adalah harta haram.

“Harta sogokan (risyhwah) yang kalian tawarkan kepadaku adalah harta haram. Kami tidak akan memakannya,” tegas Abdullah bin Rawahah.

Panglima Perang Mutah
Abdullah bin Rahawah mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Saat Perang Mu’tah melawan balatentara Romawi yang hampir mencapai 200.000 orang, ia berdiri di depan barisan pasukan Muslim.

Waktu itu, Zaid bin Haritsah sebagai panglima perang pertama gugur. Demikian juga dengan panglima perang kedua Ja’far bin Abi Thalib.

Setelah kedua panglima tersebut tewas, Abdullah bin Rahawah meraih panji perang dari tangan Ja’far dan terus memimpin pasukan. Ia terus menerjang barisan tentara musuh.

Abdullah bin Rahawah akhirnya gugur juga dalam pertempuran Mu’tah. Posisinya sebagai panglima perang kemudian digantikan oleh Khalid bin Walid atas persetujuan seluruh anggota pasukan dalam pertempuran Mu’tah.(*/Fir)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

3 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

4 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago