(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Asal Usul

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH BAGI PEMBUNUH USMAN BIN AFFAN

Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu memilih menunda qishash (pembalasan hukuman yang setimpal) bagi pembunuh Usman Radhiyallahu Anhu. Hal ini dia lakukan bukan tanpa alasan.

Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Utsman bin Muhammad al-Khamis, Ali Radhiyallahu Anhu meninjau masalah ini dari segi maslahat dan mafsadatnya, dan ia melihat yang maslahat adalah menunda qishash, tapi bukan meninggalkannya sama sekali. Inilah yang menjadi alasan ditundanya qishash.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pada peristiwa ifki, yaitu ketika sebagian orang menggosipkan Aisyah Radhiyallahu Anha telah selingkuh. Demikian juga dengan Ali Radhiyallahu Anhu, dia berpandangan menunda qishash akan menimbulkan kerusakan yang lebih kecil daripada mempercepatnya.

Selain itu, pada masa-masa tersebut, Ali memang tidak mampu untuk mengqishash para pembunuh Usman Radhiyallahu Anhu karena orang-orangnya belum diketahui, walaupun memang ada otak terjadinya fitnah ini dan mereka mempunyai kabilah-kabilah yang akan membela mereka. Sedangkan keamanan belum pulih dan fitnah saat itu masih terjadi.

Siapa yang berani menjamin mereka tidak akan membunuh Ali Radhiyallahu Anhu? Bahkan, bila Ali Radhiyallahu Anhu mengqishashnya ketika itu bisa dipastikan mereka akan membunuhnya setelah itu.

Oleh karena itu, ketika tampuk kekhalifahan dipegang oleh Muawiyah Radhiyallahu Anhu, ia pun tidak membunuh para pembunuh Usman Radhiyallahu Anhu, mengapa? Karena, pada akhirnya berkesimpulan sama seperti Ali Radhiyallahu Anhu.

Ketika itu Ali melihatnya secara realita. Sementara Muawiyah berkesimpulan berdasarkan analisanya saja. Tapi setelah memegang tampuk kepemimpinan, Muawiyah melihat kondisinya secara riil (di lapangan).

Benar, Muawiyah telah mengirimkan orang untuk mengqishash sebagian di antara pembunuh Usman, tetapi sebagiannya masih hidup sampai zaman al-Hajjaj. Barulah pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan mereka diqishash semuanya.

Intinya, Ali Radhiyallahu Anhu belum bisa membunuh mereka bukan karena lemah, tetapi karena mengkhawatirkan keadaan umat ketika itu.(*/Tian)

orbit

Recent Posts

GRAND OPENING LAPAK BSI PERTAMA DI INDONESIA RESMI DIBUKA DI PASAR CISARUA BOGOR

CIBINONG - Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi melaksanakan Grand Opening LAPAK BSI di Pasar Cisarua,…

2 minggu ago

MITIGASI TIRTA KAHURIPAN JELANG MUSIM HUJAN

CIBINONG – Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem dan…

3 minggu ago

RAIH MANDAYA AWARD 2025 BUKTI NYATA KOMITMEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM “SETETES HARAPAN DARI TIRTA KAHURIPAN”

CIBINONG – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda Air Minum) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor kembali…

2 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN APRESIASI PELANGGAN TERBAIKNYA DI HARI PELANGGAN NASIONAL

CIBINONG - Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merupakan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang…

2 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

3 bulan ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

4 bulan ago