(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Histori

KISAH NABI ILYASA AS, MURID YANG MELANJUTKAN TUGAS SANG GURU

Nabi Ilyasa AS punya kemiripan nama dengan Nabi Ilyas AS, hanya berbeda satu huruf vokal. Tapi sesungguhnya keduanya tak memiliki hubungan darah persaudaraan. Ilyasa diketahui merupakan murid dari Nabi Ilyas.

Sumber lain menyebut, saking sayangnya, Ilyas mengangkat Ilyasa sebagai anak angkat.

Di tengah pelarian Nabi Ilyas dari kejaran penduduk Ba’lebak yang marah, dipertemukanlah ia dengan Ilyasa yang sedang sakit keras. Dari perjumpaan itu, hubungan mereka bermula. Ilyas mendoakan dan memohon Allah untuk menyembuhkan Ilyasa. Doa itu dikabulkan, Ilyasa sehat.

Sejak itu Ilyasa diangkat menjadi murid Nabi Ilyas AS. Pelbagai ajaran kebaikan dan ilmu-ilmu agama. Nabi Ilyasa beriman kepada Allah SWT dan jadi kawan setia mengiringi Nabi Ilyas berdakwah.

Selain hubungan bapak-anak, guru-murid, keduanya digambarkan pula seperti sahabat, Ilyasa tak absen mendampingi Ilyas menyerukan ajaran kebaikan. Termasuk ke Bani Israil di negeri Ba’lebak.

Diceritakan dalam buku “The Prophets; Hikmah Kisah 25 Nabi Allah”, dalam bahasa Ibrani, Ilyas atau Elia bermakna Yahweh–sebutan Tuhan bagi Bani Israil. Sedangkan Ilyasa atau Elisa bermakna Allah–Elohim-ku yang berarti keselamatan.

“Nama tersebut merupakan gelar sekaligus menjadi penanda bahwa Ilyasa meneruskan tugas kenabian Ilyas. Ilyas mendatangi Ilyasa menyampaikan kabar dari Allah, kemudian Ilyasa mengikuti bimbingan Ilyas,” demikian ditulis dalam buku karya Dian Noviyanti.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Ilyasa meneruskan tugas sebagai Nabi untuk menyebarkan ajaran Allah SWT dan mengajak ke kebaikan.

Dalam Alquran, nama Nabi Ilyasa disebut dua kali dalam surat Al-Anam dan surat Shad. Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 86 dan 87 bahwa Ilyasa termasuk dalam manusia-manusia pilihan.

وَٱلۡيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطٗاۚ وَكُلّٗا فَضَّلۡنَا عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ٨٦ وَمِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ وَإِخۡوَٰنِهِمۡۖ وَٱجۡتَبَيۡنَٰهُمۡ وَهَدَيۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٨٧

Artinya:
“Dan Ismail, Ilyasa’, Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya). Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Tak lama setelah meninggalnya Nabi Ilyas AS, penduduk Bani Israil kembali mengingkari Allah. Karena terlena keadaan dan sumber alam yang kembali normal, jauh dari bencana kekeringan, Bani Israil di negeri Ba’labak itu kembali menyembah berhala.

Sebagaimana Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa juga kembali memperingatkan Bani Israil dan mengajak mereka kembali ke ajaran Allah. Namun ajakan itu diabaikan dan tak luput dari hinaan. Nabi ilyasa tetap gigih dan sabar seraya mengajak Bani Israil beriman kepada Allah SWT.

Nabi Ilyasa pun meminta petunjuk kepada Allah SWT atas kondisi tersebut. Pertanyaan Ilyasa dijawab dengan penduduk di negeri Ba’labak itu yang kembali dilanda bencana kekeringan. Ilyasa kembali memperingatkan kaumnya untuk bertobat, tapi lagi-lagi, tak dipedulikan.

Bencana kekeringan seperti saat masa Nabi Ilyas pun kembali datang. Penduduk menderita kelaparan, kehausan bahkan ada yang sampai busung lapar. Satu demi satu meninggal lantaran tak kuat menanggung derita.

Negeri Ba’labak pun diceritakan hancur karena bencana kekeringan. Tak ada yang tersisa dari wilayah itu, binasa. Yang ada hanya tinggal Nabi Ilyasa dan pengikutnya yang setia. Ia kemudian memutuskan untuk hijrah atau berpindah.

Dalam perjalanan bersama pengikutnya, saat melewati reruntuhan negeri Ba’labak, Nabi Ilyasa mengingatkan ke pengikutnya untuk senantiasa beriman kepada Allah.

Salah satu hikmah dari kisah Nabi Ilyasa, adalah sifat sombong dan takabur penduduk Ba’labak yang mengingkari nikmat Allah SWT. Setelah diberikan kembali kemakmuran, hujan dan sumber daya alam yang hilang, mereka lupa lantas mengingkari Allah.

Lalu Allah mendatangkan pelajaran dengan melenyapkan segala nikmat dan kesenangan hidup mereka. Akhirnya, kesengsaraan yang didapat.

Teladan lain dari Nabi Ilyasa adalah sikap pantang menyerah dan pemaaf sekalipun mendapat perlakuan tak mengenakan. Ia juga memegang amanah untuk meneruskan dakwah ke umat Nabi Ilyas dan mengimani, taat terhadap Allah hingga akhir hayat.(*/Fir)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago