(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Negara Suriname sedang jadi perbincangan di Twitter sampai masuk trending topic. Kalau nggak salah, semua berawal dari cuitan pengguna Twitter yang mengutip cerita orang di Quora soal pengalamannya punya suami orang Suriname. Begini tweet-nya:
Kayaknya, nama negara ini makin ramai dibahas setelah kabar kematian seniman Didi Kempot menyeruak di media massa. Soalnya Lord Didi dikabarkan sering banget manggung di Suriname. Penyanyi yang meninggal di usia 53 tahun itu bahkan jadi kesayangan masyarakat keturunan Jawa di Suriname. Setiap konsernya selalu ditunggu-tunggu.
Lagu-lagunya banyak dihafal. Mungkin karena berasal dari tanah yang sama, jadi semacam ada ikatan batin gitu. Tapi ngomong-ngomong, kok bisa sih banyak keturunan Jawa yang ‘nyasar’ di Suriname? Bagaimana awal mulanya ya? Buat kamu yang penasaran sama negara serumpun kita ini, yuk, simak ulasan ini~
1. Suriname terletak di benua Amerika tepatnya di Amerika bagian selatan. Ia termasuk negara kecil, tapi jadi salah satu negara ‘kaya’ karena nggak punya utang luar negeri
2. Suriname dan Indonesia sama-sama negara bekas jajahan Belanda. Bedanya, Indonesia lebih dulu merdeka, sedangkan Suriname baru merdeka tahun 1975
3. Kesamaan histori inilah yang jadi awal mula kenapa banyak banget orang keturunan Jawa di Suriname. Tahun 1880-an, Belanda banyak membawa orang-orang dari Jawa, Indonesia, ke Suriname (dulu namanya Guyana Belanda) untuk dipekerjakan di perkebunan gula atau perkayuan
4. Kebanyakan dari mereka adalah kuli kontrak buta huruf yang nggak punya pilihan lain selain ikut ke Suriname. Dalam kurun waktu 1890-1939, ada 33 ribu orang Jawa yang dikirim pakai kapal ke negara itu. Mereka menggantikan kuli asal India yang dianggap banyak ulah
5. Dari migrasi besar-besaran itulah akhirnya orang-orang keturunan Jawa di sana beranak-pinak dan tetap membawa budaya Jawa sampai sekarang. Uniknya, kebanyakan mereka malah nggak bisa bahasa Indonesia dan justru fasih berbahasa Jawa
Karena dulu nggak ada teknologi, mereka pun jadi putus komunikasi sama keluarga-keluarga di Jawa via id.quora.com
6. Etnis Jawa di Suriname menempati posisi ke-4 sebagai penduduk terbanyak di Suriname. Posisi pertama adalah keturunan Indo-Pakistani (Hindustani)
7. Waktu Indonesia merdeka, banyak orang Jawa di Suriname yang pengin pulang ke Indonesia. Sebanyak 7 ribu orang sempat menginjakkan kaki lagi ke tanah air. Tapi waktu itu pemerintah malah “melempar” mereka ke Tongar, Sumatera Barat. Alasannya karena Jawa sudah penuh
8. Sayang, fasilitas hidup di Tongar tidak lebih baik dari Suriname. Akhirnya sebagian dari mereka memilih kembali ke Suriname yang masih “Jawa”. Pilihan itu dianggap lebih baik daripada pulang ke Indonesia tapi tidak di Jawa
9. Saat ini, banyak orang Jawa Suriname yang berharap bisa ketemu saudara atau kerabatnya di Jawa. Beberapa ada yang sudah berkirim pesan lewat surat elektronik. Di Facebook bahkan ada lo grup Sambung Roso Java Suriname-Indonesia yang anggotanya udah puluhan ribu
10. Nggak kayak yang kita duga sebelumnya, orang-orang Jawa Suriname banyak yang hidupnya makmur. Beberapa bahkan menduduki kursi-kursi parlemen di sana lo. Tak sedikit juga yang berprofesi sebagai dokter, polisi, pengusaha, seniman, sampai olahragawan
Menarik ya, negara yang “saudaraan” sama Indonesia ini. Walaupun terpisah samudera, tapi “penampakan”nya nggak jauh beda sama tanah Jawa. Salut juga sama orang-orang Jawa Suriname itu, sebab di tengah gempuran modernisasi dan budaya-budaya pop ini, mereka masih bersikukuh mempertahankan budaya tanah sendiri. Kita yang orang Jawa dan masih beruntung bisa tinggal di kampung halaman sendiri tak seperti yang ada nun jauh disana .(*.Dan)
CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…
CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…
CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…
BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…
CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…