(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Asal Usul

NABI IDRIS, SANG PERINTIS ILMU ASTRONOMI

Banyak ilmuwan Muslim di sepanjang sejarah yang turut mengembangkan ilmu astronomi. Di antara mereka adalah Al-Biruni, Al-Khawarizmi, Ibnu Khaldun, dan Al-Kindi. Sosok-sosok tersebut menghasilkan sejumlah karya yang sangat fenomenal. Bahkan, karya-karya mereka menjadi pusat studi para astronom berikutnya.

Pemeliharaan Alquran pada Zaman Nabi?
Namun, jauh sebelum itu, ilmu astronomi sudah dirintis sejak zaman Nabi Idris AS. Ia mewariskan ilmu falak kepada bangsa Sumeria Kuno sekitar tahun 4.500-1.700 sebelum Masehi (SM). Konon, Nabi Idris dulunya bernama Hurmus Al-Haramisah.

Dinamakan Hurmus karena ia ahli dalam ilmu perbintangan. Dan dinamakan Idris, karena ia pandai menulis atau suka belajar (daras). Demikian disebutkan dalam Tarikh al-Hukama.

Disebutkan, bangsa Sumeria Kuno telah mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui masa bercocok tanam yang baik. Misalnya, rasi bintang Taurus yang dipercaya sebagai masa awal musim semi dan cocok untuk menanam, sedangkan rasi bintang Virgo dipergunakan sebagai saat tepat untuk memanen.

Bangsa Sumeria Kuno juga dikenal sebagai bangsa pertama yang membuat pembagian bulan dalam setahun menjadi 12 bulan (zodiak) sekaligus membaginya dalam tabel. Adalah para pemikir Kerajaan Babilonia yang menemukan dua belas gugusan besar bintang-bintang di cakrawala, yang mereka bayangkan sebagai satu lingkaran, dengan menghitung jalannya bulan, dihasilkan hari.

Dengan menghitung jalannya matahari dihasilkan tanggal, bulan, serta tahun hingga akhirnya terjadi ilmu penanggalan. Dalam Alquran telah dijelaskan tentang pembagian bulan dalam setahun, yakni sebanyak 12 bulan (Lihat Surah At-Taubah ayat 36).

Dari sinilah kemudian, ilmu tentang perbintangan ini bergulir hingga ke India Kuno, dan Cina, bahkan hingga pada generasi Muslim di era abad ke-7 sampai 12 Masehi. Mereka memperkenalkan berbagai istilah dalam dunia perbintangan atau astronomi. Ada astrolabe, rubu, tympan, dan lain sebagainya. Penemuan ilmuwan Muslim tentang gugusan bintang melahirkan ilmu geometri, matematika, ilmu ukur, dan ilmu hitung.

Awalnya, ilmu astronomi hanya dipergunakan untuk masa bercocok tanam. Namun, seiring perkembangannya, ilmu ini terus berkembang. Dari waktu bercocok tanam, saat panen, penanggalan, hingga penentuan arah kiblat.(*/Fir)

orbit

Recent Posts

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

3 minggu ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

4 minggu ago

TIRTA KAHURIPAN : KALDER AIR MANCUR, JEJAK SEJARAH DISTRIBUSI AIR BERSIH

BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…

4 minggu ago

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN,TIRTA KAHURIPAN TINGKATKAN KEUALITAS PELAYANAN

CIBINONG – Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan kembali…

2 bulan ago

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

3 bulan ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

3 bulan ago