(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
MALANG – Di balik mitos pesugihan di kawasan Gunung Kawi, konon gunung ini sudah sejak lama ada peradaban manusia. Di sini dahulu terdapat sebuah permukiman yang dihuni oleh para pendeta agama semasa Kerajaan Kediri.
Sejarawan Malang, Suwardono mengungkapkan, di balik mitos pesugihan dan aktivitas ritual di Gunung Kawi, gunung setinggi 2.551 meter di atas permukaan laut (mdpl) juga terdapat sejumlah peninggalan sejarah.
Gunung Kawi tercantum dalam naskah kuno Pararaton, di mana di dalamnya dijelaskan sudah terdapat perkampungan di atas.
“Gunung Kawi itu kalau menurut naskah kuno zaman Kadiri itu sudah terkenal, namanya sudah dikenal dalam naskah Pararaton, tapi untuk perkampungan sampai atas kan juga ada faktanya,” ucap Suwardono, saat dikonfirmasi MPI.
Di naskah kuno Pararaton dijelaskan Suwardono, Gunung Kawi sisi lereng timur juga sudah terdapat peradaban, atau yang kini menjadi cikal bakal Malang.
Kemudian di lereng Gunung Kawi sisi barat peradaban kuno juga ditemukan di Ngantang. Hal dibuktikan dengan adanya penemuan Prasasti Hantang, peninggalan Kerajaan Kediri semasa Raja Jayabaya berkuasa.
“Lereng Barat Gunung Kawi, daerah Ngantang sana, ternyata di daerah Ngantang sana ditemukan prasasti juga ditemukan, prasasti hantang, kemudian di daerah Selobrojo (sekarang masuk daerah Ngantang), di bawahnya juga ada pertapaan-pertapaan Buddha,” tuturnya.
Bahkan di daerah Selobrojo, yang kini masuk Desa Banjarejo, Kecamatan Ngantang itu dahulunya dikatakan Suwardono terdapat padepokan kependetaan atau pemuka agama, atau jika sekarang dapat dikatakan seperti pondok pesantren di agama Islam. Permukiman pendeta itu meluas hingga daerah Sirahkencong, di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
“Kalau arah barat Selobrojo, Sirahkencong, Pujon, tapi Kawi arah barat ada, sisa-sisa arkeologinya. Ya pertapaan-pertapaan itu, asrama kependetaan, tapi kalau sekali sebelah timur (peninggalan arkeologis) sepertinya belum ditemukan atau memang masih terkubur,” terang Suwardono.
Kemunculan perkampungan pendeta di barat lereng Gunung Kawi memang cukup beralasan. Sebab berangkat dari kepercayaan masyarakat Hindu Buddha zaman dahulu yang menganggap gunung-gunung suci sebagai tempat pemujaan hingga pendidikan agama.
“Kalau di Jawa Timur pertama gunung itu adalah Gunung Semeru, kedua Gunung Penanggungan di Pandaan, kemudian Gunung Lamongan, Gunung Prau di Besuki, kemudian Gunung Kawi, kemudian Gunung Arjuna. Lawu sama (Gunung) Wilis itu juga banyak sisa-sisa pertapaan,”pungkasnya.(*/Da)
CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…
CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…
CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…
BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…
CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…