(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Histori

RONGGENG GUNUNG SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DI PANGANDARAN

PANGANDARAN – Meski dalam kondisi sengketa hak paten kepemilikan antara dua daerah, kesenian tari Ronggeng Gunung memiliki sejarah dan perkembangan di Kabupaten Pangandaran.

Salah satu pelaku budaya di Kabupaten Pangandaran Aceng Hasyim mengatakan, hak paten Ronggeng Gunung didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat saat Kabupaten Pangandaran masih bergabung dengan Kabupaten Ciamis.

“Namun secara sejarah lahirnya tarian Ronggeng Gunung mutlak di wilayah Kabupaten Pangandaran,” kata Aceng.

Masih dikatakan Aceng, Ronggeng Gunung lahir dan berkembang saat Dewi Siti Samboja atau Dewi Rengganis bertempur melawan komplotan Bajo atas meninggalnya Raden Anggalarang saat memperebutkan Kerajaan Galuh Tanduran.

“Adegan Ronggeng Gunung lahir dari perpaduan kesenian bajidor dan pencak silat yang dikalaborasikan oleh Dewi Rengganis saat membalas dendam kepada komplotan Bajo,” tambahnya.

Pertempuran tersebut diawali dengan perebutan wilayah kekuasaan Kerajaan Galuh Tanduran yang direbut oleh komplotan Bajo dari kekuasaan Dewi Rengganis dan Raden Anggalarang.

“Dalam perjalanan merebut Kerajaan Galuh Tanduran, Dewi Rengganis bersama Raden Anggalarang berpindah-pindah daerah,” paparnya.

Daerah pertama yang disinggahi diantaranya Babakan, Cikembulan, Batu Hiu, Serang, Ciparakan, saat persinggahan di daerah Ciparakan Raden Anggalarang tewas lantaran di arak atau diseret di sepanjang jalan oleh komplotan Bajo, daerah tersebut seluruhnya masuk ke Kabupaten Pangandaran.

“Sejak tewasnya Raden Anggalarang, Dewi Rengganis bersama rombongannya sepakat menuju ke daerah Bagolo untuk melakukan penyamaran dalam bentuk tarian ronggeng dengan mengenakan sarung yang pakai menutupi kepala hingga setengah badan ke bawah,” jelas Aceng.

Adegan tarian tersebut akhirnya bisa mengelabui komplotan Bajo hingga saat kondisi komplotan Bajo terlena dengan adegan tarian disandera dan dibunuh satu persatu oleh rombongan Dewi Rengganis.

“Dari sejarah singkat tersebut bisa disimpulkan kalau Ronggeng Gunung memiliki aspek sejarah dan aspek empiris atau perkembangan di wilayah Kabupaten Pangandaran,” imbuh Aceng.

Aceng berharap Pemerintah Daerah Pangandaran segera melakukan revisi pendaftaran ke HAKI dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, karena Ronggeng Gunung sebagai salah satu sejarah rakyat Pangandaran.(*/Ndo)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago