WAFATNYA KHALID BIN WALID, PANGLIMA PERANG ISLAM YANG TAK PERNAH KALAH
Khalid bin Walid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal akan kepiawaiannya dalam peperangan. Khalid termasuk panglima perang Islam yang tersohor pada masanya.
Mengutip buku Para Panglima Perang Islam susunan Rizem Aizid, kehebatan Khalid bin Walid ini dibuktikan dengan tidak adanya kekalahan dalam perang yang ia pimpin. Khalid bahkan dijuluki sebagai Pedang Allah yang Terhunus.
Taktik perangnya yang jitu dan ide-idenya yang luar biasa membuat sosok Khalid bin Walid sangat hebat. Ia juga menjadi juru tulis Nabi Muhammad SAW dengan gelar Abu Sulaiman.
Khalid bin Walid lahir pada 592 M. Ia adalah anak dari pasangan Walid bin Mughirah dan Lababah ash-Shaghri binti al-Harits bin Harb. Sang ayah berasal dari Bani Makhzhum, marga terkemuka di kalangan suku Quraisy.
Khalid masuk Islam usai Perang Uhud. Semenjak menjadi panglima Islam, dirinya terus memperluas wilayah Islam dan membuat pasukan Romawi serta Persia kalang kabut.
Beberapa perang yang dipimpin Khalid bin Walid seperti Perang Mu’tah, Fatu Makkah, Perang Riddah, Perang Yamamah, dan penaklukan Persia-Romawi.
Wafatnya Khalid bin Walid Akibat Sakit
Menukil buku Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya susunan Ustaz Imam Mubarok Bin Ali, Khalid bin Walid wafat di Hims pada 21 Hijriah. Diriwayatkan dari Abu az-Zinad, ketika ajal hendak menjemputnya ia menangis sambil berkata,
“Aku telah mengikuti perang ini dan itu dengan gagah berani, hingga tidak ada sejengkal bagian pun di tubuhku, kecuali ada bekas sabetan pedang atau tusukan anak panah. Namun, mengapa aku mati di atas kasurku, tanpa bisa berbuat apa-apa, seperti halnya seekor keledai? Mata para pengecut tidak bisa terpejam,”
Dikisahkan dalam buku Khalid bin Walid: Panglima Perang Termasyhur tulisan Indah Julianti, meski Khalid bin Walid dikenal sebagai panglima perang Islam tersohor, ia meninggal akibat sakit yang dideritanya. Pada awal 18 Hijriah, wabah epidemik menyebar di Syria dan menyerang para penduduk, termasuk Khalid.
Bahkan, anak-anak Khalid bin Walid ikut terkena wabah tersebut dan menyisakan tiga orang putra, yaitu Sulaiman, Muhajir dan Abdurrahman. Khalid menghembuskan napas terakhir di kediamannya.(*/Tian)