(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Warna Warni

APAKAH ADA PERSAMAAN DBD DAN COVID-19?

JAKARTA – Pada saat ini pandemi ncorona dan DBD berjangkit dimana mana perlu penanggulangan yang masif . Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pasien Covid-19 juga berisiko terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berdasarkan data Kemenkes, daerah dengan angka Covid-19 yang tinggi juga ditandai jumlah kasus demam berdarah yang tinggi.

“Dari 460 kabupaten dan kota yang melaporkan adanya kasus DBD, sebanyak 439 di antaranya juga melaporkan adanya kasus Covid-19 di daerah itu,” kata dia saat diskusi daring dengan tema “Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi” di Graha BNPB Jakarta, Senin., kata dia.

Siti menjelaskan, Covid-19 dan DBD pada prinsipnya sama. Keduanya adalah penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya dan vaksinnya belum terlalu efektif.

Upaya mencegah virus dengue ialah menghindari gigitan nyamuk tersebut melalui perilaku hidup bersih dan sehat.

“Fenomena ini yang terjadi artinya memungkinkan seseorang kalau dia terinfeksi Covid-19, dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah,” katanya.

Pada situasi pandemi Covid-19, menurut Siti, Kemenkes dihadapkan dengan tiga kendala dalam upaya memberantas sarang nyamuk. Pertama, kegiatan juru pemantau jentik tidak bisa optimal sebab adanya kebijakan menjaga jarak fisik.

Kedua, bangunan-bangunan di antaranya sekolah, perkantoran, hotel, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya selama beberapa bulan terakhir banyak yang kosong. Alhasil, bangunan itu berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

“Dan ketiga karena masyarakat banyak berada di rumah sehingga perlu kita melakukan pemberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.

Sementara itu, ahli Infeksi dan Pediatri Tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) dr Mulya Rahma Karyanti mengatakan kasus DBD di Tanah Air mencapai 68 ribu kasus. Tingginya kasus tidak memengaruhi layanan kesehatan di rumah sakit, meskipun dalam waktu bersamaan pasien Covid-19 juga banyak.

“Pelayanan tidak ada terganggu karena akan disaring di triase rumah sakit yang memilah mana pasien Covid-19 atau DBD,” ujar dia.

Mulya menjelaskan gejala-gejala pasien DBD di antaranya demam tinggi mendadak, mimisan, nyeri kepala, muntah-muntah, hingga pendarahan yang tidak ditemui pada pasien Covid-19. Selain itu, Aedes aegypti atau nyamuk penyebab demam berdarah biasanya menggigit pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB dan 16.00 hingga 17.00 WIB.(*/Ta)

orbit

Recent Posts

RAIH MANDAYA AWARD 2025 BUKTI NYATA KOMITMEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM “SETETES HARAPAN DARI TIRTA KAHURIPAN”

CIBINONG – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda Air Minum) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor kembali…

3 hari ago

TIRTA KAHURIPAN APRESIASI PELANGGAN TERBAIKNYA DI HARI PELANGGAN NASIONAL

CIBINONG - Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merupakan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

2 bulan ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

2 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN : KALDER AIR MANCUR, JEJAK SEJARAH DISTRIBUSI AIR BERSIH

BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…

2 bulan ago

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN,TIRTA KAHURIPAN TINGKATKAN KEUALITAS PELAYANAN

CIBINONG – Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan kembali…

3 bulan ago