(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Orbiters

ASAL USUL MASYARAKAT KAMPUNG NAGA

Kampung Naga secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salwu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana asal mula penamaan Kampung Naga tersebut, sehingga menimbulkan beberapa spekulasi mengenai arti dari “Naga” yang dipakai untuk penamaan kampung tersebut.

Ada yang menyebutkan bahwa nama tersebut diambil dari kata “na gawir” yang merujuk pada lokasi kampung yang berada di dekat tebing. Ada pula yang mengatakan bahwa kehidupan masyarakat di Kampung Naga seperti naga yang bersembunyi di lembah yang sunyi.

Menurut sesepuh adat setempat, penamaan “naga” dijelaskan dalam sebuah lempengan kuningan yang dinamakan “Piagam Naga”. Akan tetapi lempengan tersebut musnah bersamaan dengan naskah daun lontar, pusaka, dan benda-benda bukti sejarah lainnya yang disimpan di “Bumi Ageung”, sebuah tempat yang disakralkan oleh masyarakat, ketika terjadi pemberontakan DI/TII tahun 1956.
Akibat dari peristiwa tersebut, masyarakat Kampung Naga merasa kehilangan jejak masa lalu dari keberadaan mereka.
Masyarakat Kampung Naga percaya bahwa leluhur mereka berasal dari Kerajaan Galunggung, bernama Sembah Dalem Eyang atau Eyang Singaparna yang merupakan anak dari Prabu Rajadipuntang (Raja Galunggung ke-7).

Menurut sebuah cerita lisan, pada abad ke-16 terjadi permasalahan kekuasaan di Kerajaan Galunggung. Ketika pergolakan penurunan tahta tersebut, Prabu Rajadipuntang berhasil meloloskan diri dengan membawa sejumlah pusaka kerajaan. Raja kemudian menemukan sebuah muara yang terletak di antara Sungai Cikole dan Sungai Cihanjatan.

Prabu Rajadipuntang kemudian membagikan pusaka kerajaan ke masing-masing putranya. Eyang Singaparna mendapatkan warisan ilmu kabodoan (kebodohan). Dengan ilmunya tersebut, Eyang Singaparna mendapatkan ketenangan hidup agar bisa bersembunyi di sebuah tempat yang terang.

Dalam perjalannya mencari kesahajaan hidup tersebut, Singaparna sampai di tempat yang dianggap aman dan tenang, sebuah lembah di pinggi Sungai Ciwulan. Sebuah lembah yang subur dan indah dengan dikelilingi perbukitan itulah yang kemudian menjadi Kampung Naga.(*/Dan)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago