(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Kesehatan

BENARKAH GELOMBANG KEDUA CORONA BISA LEBIH PARAH?

JENEWA – Ahli penyakit menular memastikan virus corona akan melonjak ketika musim panas berakhir. Namun, mereka tidak mengetahui seberapa parah kebangkitan itu terjadi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menawarkan satu hipotesis mengkhawatirkan untuk beberapa bulan ke depan dari virus corona. Saat ini, masyarakat di berbagai negara masih berjuang melalui gelombang pertama pandemi.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, dr Mike Ryan, mengatakan kasus-kasus positif corona masih meningkat. Menurut dia, infeksi virus corona bisa saja melonjak tiba-tiba. “Kita mungkin menghadapi puncak kedua dengan cara ini,” ujarnya seperti dilansir di laman CNN, Rabu (27/5).

Puncak kedua tidak akan terungkap dengan rapi atau bertahap seperti gelombang pertama. Puncak baru berarti ada lonjakan terjadi mendadak yang dapat membebani sistem perawatan kesehatan. Bukan tidak mungkin, akan lebih banyak kematian. Puncak kedua bisa lebih buruk dibandingkan yang pertama.

Dalam skenario puncak kedua, kasus-kasus positif virus corona akan meningkat tajam dan cepat hingga mencapai puncak baru. Pada gelombang kedua, infeksi dapat terungkap lebih lambat dan berdampak pada berbagai wilayah dunia pada waktu berbeda.

“Ketika rumah sakit dan petugas perawatan kesehatan kewalahan, ada kemungkinan lebih tinggi untuk angka kematian,” ujar Direktur Departemen Kedokteran Darurat di Universitas Johns Hopkins, dr Gabe Kelen.

Dia mengatakan, satu-satunya alasan untuk meredam puncak kedua ini adalah mencegah kematian yang memang dapat dicegah. “Sehingga sistem perawatan kesehatan dapat menangani semua orang yang membutuhkan dan memberi mereka peluang terbaik,” Kelen.

Hal lain yang membuat virus corona diprediksi melonjak yaitu musim flu sepanjang musim gugur dan musim dingin. Kelen menyebut, virus pernapasan yang beredar pada saat yang sama membuka kemungkinan terinfeksi salah satunya semakin besar.

Di AS, ada 410 ribu hingga 740 ribu pasien rawat inap flu selama musim flu 2019 sampai 2020, yang berlangsung dari Oktober hingga April. Data tersebut berasal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

“Dari sudut pandang perawatan kesehatan, musim flu biasanya merupakan masa yang sangat sulit karena ada begitu banyak orang sakit,” kata Kelen.

“Musim flu dalam menghadapi Covid-19, itu akan menjadi tantangan nyata,”tegasnya.(*/Di)

orbit

Recent Posts

RAIH MANDAYA AWARD 2025 BUKTI NYATA KOMITMEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM “SETETES HARAPAN DARI TIRTA KAHURIPAN”

CIBINONG – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda Air Minum) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor kembali…

5 hari ago

TIRTA KAHURIPAN APRESIASI PELANGGAN TERBAIKNYA DI HARI PELANGGAN NASIONAL

CIBINONG - Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merupakan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

2 bulan ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

2 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN : KALDER AIR MANCUR, JEJAK SEJARAH DISTRIBUSI AIR BERSIH

BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…

2 bulan ago

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN,TIRTA KAHURIPAN TINGKATKAN KEUALITAS PELAYANAN

CIBINONG – Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan kembali…

3 bulan ago