(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
SUMENEP – Tapi tahukah Anda, Indonesia sebenarnya memiliki pulau yang indah dan sangat sehat karena memiliki kadar oksigen terbaik ke 2 di dunia! Pulau yang sangat sehat dan sangat cocok untuk destinasi pertama yang wajib Anda kunjungi usai pandemi COVID-19 ini berlalu.
Nama pulau itu adalah Pulau Giliyang atau Gili Iyang. Pulau sehat yang berada di Kabupaten Sumenep Madura, tepatnya di kecamatan Dungkek, kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pulau Giliyang terbagi menjadi dua desa, yaitu Desa Bancamara dan Desa Banra’as.
Dari hasil penelitian, Pulau Giliyang memiliki udara terbaik kedua di dunia setelah Yordania (dan terbersih di Indonesia). Tercatat dalam penelitian Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN tahun 2006, kadar oksigen Pulau Giliyang mencapai 3,4 sampai 4,8 persen di atas normal.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep pun melakukan kajian ulang terhadap Pulau Giliyang di tahun 2016. Mereka menemukan bahwa konsentrasi oksigen di Pulau Giliyang berkisar 21,5 persen atau 215.000 ppm. Udara yang teramat segar ini juga terbukti menjadi rahasia umur panjang masyarakat Giliyang. Rata-rata mereka mencapai usia 80-100 tahun.
Karena keunikannya itulah, Pemkab Sumenep mencanangkan Pulau Giliyang menjadi destinasi wisata kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur wisata di pulau yang terletak di Kecamatan Dungkek, sekitar 28 km dari pusat Kabupaten Sumenep tersebut.
Konon Pulau Gili Iyang dikenal dengan 2 nama yang berbeda yaitu Gili Iyang dan Gili Elang. Menurut masyarakat lokal terdapat 2 sejarah yang berbeda mengenai pulau itu. Nama yang pertama “Gila Iyang” adalah pemberian dari nenek moyang yang artinya gila. Sebab dahulu pulau ini dijadikan sebagai tempat pembuangan orang gila dan saat ditemukan pertama kali pulau ini juga dihuni oleh orang gila.
Nama yang kedua adalah “Gila Elang” atau biasa disebut “Pulo Elang” yang memiliki arti pulau yang hilang dalam bahasa Madura, kerena menurut cerita masyarakat pada zaman penjajahan Belanda pulau ini adalah pulau yang tidak ditemukan atau hilang, sementara pulau-pulau lainnya telah ditemukan oleh pasukan tentara Belanda.
Sejarah Pulau Gili Iyang sendiri ditemukan oleh Daeng Masaleh tahun 1962. Konon menurut sesepuh di Pulau Gili Iyang, Daeng Masaleh datang dari Sulawesi yang katanya dituntun oleh ikan hiu sampai akhirnya menemukan daratan pulau. Beliau yang pertama kali membabat hutan untuk membuka jalan di Pulau Gili Iyang. Saat ini Pulau Gili Iyang Madura berpenduduk mayoritas dari suku Madura.
Kandungan oksigen yang tinggi bukan hanya berasal dari banyaknya pepohonan yang masih rimbun, tapi juga dari perputaran udara yang terjadi di Pantai Pulau Giliyang. Pantai di pulau tersebut ditumbuhi banyak pohon sehingga membuat suasana di pantai cukup dingin dan terhindar dari terik matahari.
Selain pasir pantai yang putih, di sini juga terdapat batu karang yang menghiasi. Anda juga bisa menemukan tumpukan tulang yang sengaja dipajang oleh warga sekitar. Tulang tersebut merupakan tulang ikan paus yang sengaja dipajang agar dilihat para wisatawan.
Di Giliyang juga terdapat banyak gua. Ada sekitar 17 gua yang ada di pulau ini. Salah satunya adalah Goa Air dengan kedalaman 150 meter. Walaupun lokasinya berdekatan dengan pantai namun air yang ada di sini adalah air tawar.
Satu hal lagi yang membuat tempat ini begitu alami, yaitu tak ada aliran listrik sampai dengan 2017. Sebelumnya, untuk memenuhi kehiudupan mereka, masyarakat Giliyang menggunakan lampu berbahan minyak dan aki sebagai penerangan.
Hanya sebagian dari masyarakat ini yang menggunakan panel surya. Baru pada 2017, aliran listrik akhirnya masuk ke tempat ini. Namun sampai dengan Mei 2019, aliran listrik di Giliyang hanya selama 12 jam dalam sehari, sedangkan beberapa pulai tetangganya sudah mencapai 24 jam dalam sehari. Tak heran, masyarakat di Pulau Giliyang sangat menyatu dengan alam.
Anda pun dapat menikmati kuliner ikan segar Giliyang, membeli kerajinan tangan penduduk lokal, dan menginap di homestay yang sudah disediakan.
Hanya berjalan-jalan di pantai juga sangat mengasyikan. Karena pantainya yang indah dan airnya yang jernih. Anda juga bisa snorkeling untuk melihat keindahan batu karang menjadi pilihan yang tepat. Keindahan sunset dan sunrise pulau Giliyang pun semakin melengkapi indahnya perjalanan wisata yang tak terlupakan.(*/Ndo)
CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…
CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…
CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…
BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…
CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…