(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Village

JEJAK KOLONIAL DI HOTEL – HOTEL TUA BERBAGAI KOTA MASIH BERDIRI

JAKARTA – Tiga abad lebih bangsa Indonesia dalam kungkungan kolonialisme. Selain menyengsarakan rakyat, ketika para penjajah ini hengkang mereka meninggalkan jejaknya. Salah satunya kemegahan bangunan yang mereka dirikan.

Sejumlah bangunan peninggalan kolonial ini kini banyak dimanfaatkan. Mulai dari istana presiden, perkantoran, hingga hotel.
Pesona hotel-hotel yang terawat dengan sangat baik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung hingga menjadi alasan mereka menginap di sana. Berikut hotel-hotel di berbagai kota yang berusia seabad lebih dan hingga kini masih megah berdiri.

1. Hotel Salak Bogor (1856)

Hotel Salak yang sudah berdiri sejak 1856, dulunya bernama Bellevue Dibbets Hotel dan dimiliki oleh Gubernur Hindia Belanda saat itu. Selain tempat menginap, hotel ini juga menjadi lokasi pertemuan penting antarnegara.

Hotel ini juga pernah menjadi markas Jepang antara 1942-1945. Baru di 1948, hotel ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan diberi nama Hotel Salak.

2. Hotel Sriwijaya Jakarta (1863)
Berada di ujung Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Hotel Sriwijaya sudah berdiri sejak 1863. Pada awalnya bangunan hotel ini berupa restoran milik Conrad Alexander Willem Cavadino. Usahanya tersebut semakin berkembang.

Bangunan utama kemudian dikembangkan menjadi penginapan bernama Hotel Cavadino di tahun 1872.

3. Hotel Savoy Homann Bandung (1871)
Hotel Savoy Homann berdiri sejak 1871. Renovasi besar-besaran pada bangunan hotel ini dilakukan pada 1939 dengan menggaet A.F. Aalbers sebagai arsiteknya. Saat 1955 ketika Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika para delegasi menginap di Hotel Savoy Homann.

4. Hotel Inna Garuda Yogyakarta (1908)
Di ujung utara Jalan Malioboro, Kota Yogya, hingga kini masih berdiri Hotel Inna Garuda. Hotel ini dibangun pada 1908 dengan nama Grand Hotel De Djokdja.

Dalam perkembangannya, hotel ini telah berganti nama sebanyak enam kali. Kini bangunan Hotel Inna Garuda ditambahkan dengan bangunan baru bertingkat di bagian belakang.

5. Hotel Majapahit Surabaya (1910)
Di Surabaya, terdapat hotel mewah yang dibangun pada 1910 bernama Hotel Majapahit. Sempat berganti nama beberapa kali, hotel ini ketika masih bernama Hotel Yamato pernah menjadi saksi peristiwa Pertempuran Surabaya.

Pada 19 september 1945, para pejuang Indonesia melakukan perobekan bendera Belanda yang berkibar di hotel ini. Sebagian besar bangunan lama hotel masih terawat hingga kini.(*/Ndo)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago