(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Santap Ria

KEBIASAAN MAKAN LARUT MALAM BISA PICU KEGEMUKAN DAN SAKIT DIABETES

JAKARTA – Kebiasaan makan saat larut malam kerap dikaitkan dengan masalah kegemukan dan bahkan diabetes. Berdasarkan studi terbaru, anggapan ini mungkin ada benarnya.

Seperti diketahui, beragam studi telah menemukan, jam makan, tidur, dan obesitas saling berkaitan. Namun, belum diketahui secara pasti mekanisme seperti apa yang mendasarinya.

Studi terbaru yang dilakukan tim peneliti dari Northwestern Medicine berhasil memberikan petunjuk terkait mekanisme tersebut. Studi ini dilakukan terhadap tikus yang merupakan hewan nokturnal.

Berbeda dengan manusia, periode aktif tikus terjadi di malam hari dan periode tak aktif mereka terjadi di siang hari. Selama sepekan, sebagian tikus diberi makan di siang hari dan sebagian lainnya diberi makan di malam hari.

Tim peneliti juga mengatur suhu lingkungan tempat tikus berada di 30 derajat Celsius. Pada suhu inilah tikus melepaskan energi paling sedikit.

Hasil studi menunjukkan, tikus yang makan di siang hari atau di periode tak aktif mengalami kenaikan berat badan lebih besar. Perbedaan kenaikan berat badan ini terjadi meski seluruh tikus berada di lingkungan yang sama dan menerima jumlah makanan yang sama.

Menurut tim peneliti, perbedaan tren kenaikan berat badan ini berkaitan dengan kecenderungan tubuh dalam membakar energi. Tim peneliti mengatakan tubuh cenderung membakar energi lebih besar di waktu-waktu tertentu, yaitu pada periode waktu aktif.

Pada tikus, periode aktif ini terjadi di malam hari. Sedangkan pada manusia, periode aktif terjadi di siang hari.

Temuan ini sejalan dengan studi berbeda yang dilakukan oleh Dr Joseph T Bass dan tim penelitinya sekitar 20 tahun lalu. Studi tersebut menemukan adanya hubungan antara jam biologis tubuh dengan berat badan, obesitas, serta metabolisme tubuh pada hewan.

Menurut Dr Bass, temuan ini dapat menjadi panduan bagi tenaga kesehatan dalam mengatur jadwal pemberian makan kepada pasien, khususnya pasien yang membutuhkan bantuan nutrisi jangka panjang. Untuk mencegah terjadinya obesitas pada pasien, pemberian makan yang direstriksi oleh waktu bisa menjadi solusi.

Dr Bass mengatakan pasien yang menggunakan selang makan biasanya diberi makan di malam hari. Pada pasien-pasien ini, tingkat kejadian diabetes dan obesitas cenderung lebih tinggi.

“Pemberian makan dengan restriksi waktu akan menekan obesitas lewat termogenesis adiposit,” jelas tim peneliti, seperti dilansir The Brighter Side, Jumat (25/11/2022).(*/Ta)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago