(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Histori

KELUARGA NABI SAW YANG TIDAK MASUK ISLAM SAMPAI WAFAT, SIAPAKAH ?

Dakwah Rasulullah SAW kepada orang-orang disekitarnya membuahkan hasil yang baik sebab sudah ada beberapa orang yang mau masuk Islam. Namun, ada keluarga Nabi Muhammad SAW yang tidak masuk Islam. Siapakah itu?

Mulai dari awal Nabi Muhammad SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang nabi dan menyebarkan agama Islam, tidak selalu berlangsung mulus tanpa tentangan orang-orang kafir. Beliau selalu saja mendapatkan kecaman, ejekan, bantahan, dan bahkan ancaman pembunuhan oleh para kafir Quraisy.

Namun, ada seseorang yang sangat tegar dan berani maju paling depan untuk membela Rasulullah SAW dan tak segan-segan mengajukan pedangnya. Orang itu adalah Abu Thalib, keluarga Nabi Muhammad SAW meski tidak mau masuk Islam sampai akhir hayatnya.

Setelah Abdul Muthalib, kakek dari Nabi Muhammad SAW meninggal, beliau diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib sampai dewasa. Beliau diasuh dengan penuh kasih sayang dan keadilan. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam buku yang berjudul Agungnya Taman Cinta Sang Rasul karya Ustazah Azizah Hefni.

Abu Thalib adalah orang yang amat terpandang dan disegani di kalangan kaum Quraisy. Ia memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Meski ia tidak memeluk agama Islam, namun cinta dan kasih sayangnya kepada keponakannya dan kegigihannya membela Islam sangatlah besar.

Ketika Rasulullah SAW dilempari kotoran dan darah oleh orang-orang Quraisy ketika salat di Ka’bah, Abu Thalib dengan penuh kemarahan dan sebliah pedang membela keponakannya.

Abu Thalib berkata kepada kafir Quraisy, “Demi Dzat yang diimani Muhammad! Jika ada di antara kalian yang menyegerakan berdiri, aku akan menyegerakan kematian kalian dengan pedangku!”

Banyak sekali rencana kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW yang gagal karena Abu Thalib. Sudah banyak pula upaya pembunuhan mereka yang gagal sebab perlindungan dari Abu Thalib.

Begitulah besar cinta Abu Thalib kepada keponakannya dan kegigihannya membela Islam. Ia tidak pernah sekalipun membenci, apalagi sampai marah karena Islam. Bisa dibilang, Abu Thalib malah senang dengan agama tersebut.

Bahkan ketika melihat anaknya, Ali bin Abi Thalib, memeluk Islam dan salat bersama Nabi Muhammad SAW, ia tidak marah. Ia malah menguatkan hati anaknya dengan berkata, “Sudah pasti ia (Muhammad) mengajakmu ke arah kebajikan. Oleh karena itu, tetaplah kau bersamanya.”

Namun sayangnya, Abu Thalib termasuk dalam keluarga Nabi Muhammad SAW yang tidak masuk Islam. Ia wafat masih dalam kemusyrikan dan kekafiran.

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW sangat ingin melihat pamannya masuk Islam. Dialah paman yang paling dicintai beliau karena sudah mengasuh dan membela beliau beserta agamanya, tulis Muhammad Ridha, dkk dalam bukunya yang berjudul Hijrah Rasulullah ke Habasyah yang Pertama dan Kedua.

Ketika Abu Thalib sakit parah dan sudah dekat dengan kematiannya, Rasulullah SAW meminta pamannya untuk segera masuk Islam dengan mengucapkan syahadat. Namun, Abu Thalib menjawab,

“Wahai kemenakanku, andaikan aku tidak takut dicaci maki dan kaum Quraisy akan menganggap aku mengucapkannya karena aku takut mati, niscaya aku mengucapkannya.”

Dengan demikian, Abu Thalib pun dinyatakan wafat pada tahun kesepuluh tahun kenabian di usianya mendekati 80 dan masih dalam keadaan kafir kepada Allah SWT.

Sebab kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada pamannya itu, beliau sampai berjanji untuk pamannya. Rasulullah SAW berkata, “Semoga Allah merahmatimu dan mengampunimu. Aku akan selalu memintakan ampun untukmu, sampai Allah melarangku.”

Lalu Allah SWT menurunkan sebuah ayat kepada Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan janji tersebut. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 113,

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ ١١٣

Artinya: “Tidak ada hak bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat(-nya), setelah jelas baginya bahwa sesungguhnya mereka adalah penghuni (neraka) Jahim.”(*/Tian)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago