KETURUNAN NABI ISMAIL AS, KABILAH QURAIYS KINANAH NENEK MOYANG NABI MUHAMMMAD SAW

Kabilah Quraisy Kinanah merupakan nenek moyang dan keluarga dari Nabi Muhammad SAW. Kabilah ini berasal dari keturunan Nabi Ismail AS yang mendiami wilayah Makkah.
Dalam tradisi orang Arab zaman dahulu, garis keturunan atau keluarga diposisikan sebagai suatu hal yang sangat penting. Masing-masing dari mereka saling menjaga, menjunjung tinggi, dan mencintai nenek moyang atau kabilahnya.

Hamka dalam bukunya yang berjudul Sejarah Umat Islam: Pra-Kenabian hingga Islam di Nusantara mengatakan, ada enam tingkatan nasab (garis keturunan) yang diingat, yaitu sya’ab, kabilah, imarah, al-bathn, al-fakhz, dan fushailah.

Orang Arab memiliki tradisi mengingat-ingat atau menghafal garis keturunannya masing-masing. Sampai dengan mudahnya bisa mengetahui keturunan keberapa seseorang hanya dengan menyebutkan nama kabilah mereka.

Pengertian dan Pentingnya Kabilah di Arab
Menurut buku Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam karya Abdul Aziz, “kabilah” juga dikenal dengan “suku” atau “tribe”. Artinya, kabilah adalah suatu kehidupan bersama dalam kelompok yang diikat dengan tali keturunan sedarah.

Kabilah terdiri dari kelompok keluarga yang dipersatukan oleh ikatan keturunan (darah) dari satu ayah, yaitu ayah yang paling jauh dan kakek-buyut paling hulu sebagai sumber awal.

Dalam sebuah syair zaman jahiliah menyebutkan, “Kabilah seseorang adalah cakarnya (yang dengannya dia menjaga diri dari musuh) dan tiang penyangganya (yang memberinya dukungan).”

Sudah menjadi tradisi orang Arab di zaman dulu menganggap kabilah adalah hal yang sangat penting. Mereka menjunjung tinggi kabilahnya masing-masing bahkan sampai pada tahap fanatik akan nenek moyangnya.

Seluruh anggota kabilah menganggap suci kabilahnya hingga tingkat tertentu yang melampaui perbedaan atau perselisihan akidah, keagamaan.

Sejarah Singkat Kabilah Quraisy Kinanah
Sebagaimana muslimin tahu, Allah SWT telah memelihara dan memilihkan nenek moyang yang terbaik untuk Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah beliau terlahir dari kabilah Quraisy Kinanah.

Sejarah singkat mengenai kabilah Quraisy Kinanah sebagai nenek moyang Nabi Muhammad SAW termuat dalam Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri.

Dikatakan, Nabi Muhammad SAW sebenarnya adalah keturunan dari Nabi Ibrahim AS, dari putranya Ismail AS bin Ibrahim AS.

Sejarah menyebutkan, Nabi Ismail AS menikah dengan putri Mudhadh dan dikaruniai dua belas anak laki-laki oleh Allah SWT. Mereka adalah:

Nabat atau Nabuyuth
Qaidar
Adba’il
Mibsyam
Misyma’
Duma
Misya
Hadad
Taima
Yathur
Nafis
Qaiduman
Seluruh anak Nabi Ismail AS kemudian berkembang menjadi dua belas kabilah yang menetap di Makkah. Lambat laun mereka mulai menyebar hingga ke negeri Yaman, Syam, dan Mesir.

Seiring dengan perjalanan waktu, keadaan kabilah yang menyebar ini tidak lagi bisa dideteksi kecuali anak keturunan Nabat dan Qaibar.

Keturunan Qaidar bin Ismail tetap menetap di Makkah dan beranak pinak di sana hingga menurunkan Adnan dan anaknya, Ma’ad. Adnan sendiri adalah kakek Nabi Muhammad SAW yang ke-22.

Ma’ad hanya dikaruniai satu anak yaitu Nizar, sedangkan Nizar memiliki empat anak, yaitu Iyad, Anmar, Rabi’ah, dan Mudhar. Keempat keturunan Nizar ini berkembang menjadi empat kabilah besar pula.

Dari kabilah Mudhar muncullah dua suku besar bernama Qais Ailan bin Mudhar dan marga-marga Ilyas bin Mudhar.

Qais Ailan bin Mudhar memiliki tiga keturunan yang kemudian dinamai dengan Bani Sulaim, Bani Hawazin, dan Bani Ghathafan.

Sementara itu, dari keturunan Ilyas bin Mudhar ada Tamim bin Murrah, Hudzail bin Mudrikah, Bani Asad bin Khuzaimah, dan marga-marga Kinanah bin Khuzimah.

Keturunan Kinanah terus berlanjut sampai kemudian menghasilkan kabilah Quraisy yang berasal dari keturunan Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah.

Kabilah Quraisy lalu terpecah lagi menjadi beberapa kabilah, di antaranya:

Jumuh
Sahm
Adi
Makhzum
Taim
Zuhrah
Quraisy bin Kilab
Suku-suku Quraisy bin Kilab lalu terpecah lagi menjadi Abdud-Dar bin Qushay, Asad bin Abdul Uzza bin Qushay, dan Abdi Manaf bin Qushay.

Abdi Manaf mempunyai empat keturunan, yaitu Abdi Syams, Naufal, Al-Muththalib, dan Hasyim. Dan dari Hasyim Allah SWT menurunkan manusia paling mulia yang ada di muka bumi, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.

Rasulullah SAW pernah bersabda,

إن الله اصْطَفَى مِنْ وَلَد إِبْرَاهِيمَ إِسْمَعيلَ وَاصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ بَنِي كنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ بَنِي كِنَانَةَ قُرَيْشًا وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمِ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِم (رواه مسلم والترمذي)

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memilih Isma’il dari anak Ibrahim, memilih Kinanah dari anak Isma’il, memilih Quraisy dari Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.” (HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Di kesempatan yang lain, Nabi Muhammad SAW juga bersabda,

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ فَجَعَلَنِي مِنْ خَيْرِهِمْ مِنْ خَيْرِ فِرَقِهِمْ وَخَيْرِ الْفَرِيقَيْنِ ثُمَّ تَخَيْرَ الْقَبَائِلَ فَجَعَلَنِي مِنْ خَيْرِ قَبِيلَةٍ ثُمَّ تَخَيْرَ الْبُيُوتَ فَجَعَلَنِي مِنْ خَيْرِ بُيُوتِهِمْ فَأَنَا خَيْرُهُمْ نَفْسًا وَخَيْرُهُمْ بَيْتًا (رواه الترمذي)

Artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu menjadikanku dari sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku dari sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga lalu menjadikanku dari sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah sebaik-baik diri dan sebaik-baik keluarga di antara mereka.” (HR At-Tirmidzi).(*/Dan)