(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Jalan Jalan

KISAH TELAGA PEGAT, DANAU MENCERAIKAN DUA GUNUNG

GRESIK – Ada sebuah danau di Gresik yang dipercaya sebagai peninggalan Sunan Giri. Telaga Pegat namanya. Danau buatan ini memisahkan dua gunung yang berbeda.
Telaga Pegat berada di Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. Danau ini dipercaya merupakan peninggalan dari Sunan Giri.

Alkisah, saat itu, Sunan Giri melihat warga kerajaan Giri Kedaton yang banyak membutuhkan air. Untuk itu, Sunan Giri membangun danau untuk persediaan air di sekitar Giri Kedaton.

Sang sunan mengerahkan ribuan santrinya untuk menggali sebuah danau buatan. Setelah selang beberapa lama, jadilah sebuah danau yang dikenal dengan nama Telaga Pegat.

Pegat sendiri dalam dalam Bahasa Jawa mempunyai cerai atau pisah. Dinamakan Telaga Pegat, karena ternyata danau buatan itu memisahkan dua buah gunung sekaligus, yaitu Gunung Patireman dan Gunung Bagong.

Namun sayang, saat ini gunung tersebut sudah tak ada lagi, dan hanya tersisa bukit-bukit kecil. Pemerhati sejarah Gresik, Muchammad Toha membenarkan kisah asal usul Telaga Pegat itu.

Menurut Toha, saat itu kawasan Giri Kedaton memang berada di antara pegunungan. Namun pegunungan-pegunungan tersebut saat ini sudah diratakan dan jadi rumah-rumah warga.

“Telaga Pegat itu sebenarnya berada tepat di bawah Giri Kedaton saat itu. Saat itu memang kawasan Giri Kedaton adalah pegunungan. Tapi sekarang tinggal bukit-bukit,” jelas Toha.

“Selain semakin banyaknya santri, saat itu juga banyak tamu dari luar yang datang ke Giri Kedaton. Jadi kebutuhan air meningkat, sehingga Sunan Giri meminta santri dan rakyatnya membuat telaga tersebut,” tutur Toha.

Telaga Pegat Sempat Direnovasi Beberapa Kali
Berdasarkan prasasti yang tertanam di tembok Telaga Pegat, danau ini mulai dibangun tahun 1473 dengan ukuran tiga perempat lapangan sepak bola dan mempunyai kedalaman sekitar 2 meter. Selama lima setengah abad, air di danau ini tak pernah kering.

Telaga Pegat sempat direnovasi beberapa kali. Pertama, pada 17 Agustus 1955. Kedua, pada 1977. Setelah itu tidak ada catatan renovasi lagi terhadap Telaga Pegat. Warga sekitar masih memanfaatkan Telaga Pegat untuk mandi dan mencuci pakaian.(*/Nu)

B

orbit

Recent Posts

TIRTA KAHURIPAN APRESIASI PELANGGAN TERBAIKNYA DI HARI PELANGGAN NASIONAL

CIBINONG - Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merupakan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang…

1 minggu ago

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

1 bulan ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

2 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN : KALDER AIR MANCUR, JEJAK SEJARAH DISTRIBUSI AIR BERSIH

BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…

2 bulan ago

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN,TIRTA KAHURIPAN TINGKATKAN KEUALITAS PELAYANAN

CIBINONG – Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan kembali…

2 bulan ago

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

4 bulan ago