(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Ketika Nabi Musa bertemu Rasulullah SAW, beliau menangis.
Dalam hadits riwayat Sahih Bukhari,
عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَبِيٍّ فَأَتَيْنَا عَلَى السَّمَاءِ السَّادِسَةِ قِيلَ مَنْ هَذَا قِيلَ جِبْرِيلُ قِيلَ مَنْ مَعَكَ قِيلَ مُحَمَّدٌ قِيلَ وَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ مَرْحَبًا بِهِ وَلَنِعْمَ الْمَجِيءُ جَاءَ فَأَتَيْتُ عَلَى مُوسَى فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ مَرْحَبًا بِكَ مِنْ أَخٍ وَنَبِيٍّ فَلَمَّا جَاوَزْتُ بَكَى فَقِيلَ مَا أَبْكَاكَ قَالَ يَا رَبِّ هَذَا الْغُلَامُ الَّذِي بُعِثَ بَعْدِي يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِهِ أَفْضَلُ مِمَّا يَدْخُلُ مِنْ أُمَّتِي
Dari Malik bin Sha’sha’ah radliallahu ‘anhuma berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Kemudian kami naik ke langit keenam lalu ditanyakan; “Siapakah ini”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”.
Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang”. Kemudian aku menemui Musa ‘alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi”. Ketika aku sudah selesai, tiba-tiba dia menangis. Lalu ditanyakan; “Mengapa kamu menangis?”. Musa menjawab; “Ya Rabb, anak ini yang diutus setelah aku, ummatnya akan masuk surga dengan kedudukan lebih utama dibanding siapa yang masuk surga dari ummatku”.
Menukil buku Isra’ Mi’raj karya Ibnu Hajar Al Asqalani dan Imam A Suyuthi menjelaskan dalam hadits tersebut Musa menangis karena menyayangkan dan menyesalkan dirinya tidak berhasil memperoleh pahala yang dapat menaikkan derajatnya akibat kelakuan umatnya yang banyak membangkang. Akibat ulah mereka itulah, pahalanya tidak sebanyak pahala Nabi Muhammad.
Hal ini karena masing- masing nabi memperoleh pahala sebanyak total pahala setiap pengikutnya. Jadi, pahala pengikut Musa lebih sedikit daripada pahala pengikut Nabi Muhammad meskipun umur pengikut Musa jauh lebih panjang dibandingkan umat ini.
Pendapat lain menyebutkan bahwa karena di antara para nabi, Musa adalah nabi yang paling banyak umatnya, juga paling luas isi kitabnya dan paling lengkap hukum- hukumnya. Hanya Nabi Muhammad saja yang dapat menandinginya.
Terkait itu Musa berangan-angan agar dirinya memperoleh kenikmatan yang sama seperti yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad. Musa tidak mengharapkan berbagai kenikmatan itu hilang dari beliau.
Dia tetap menginginkan Rasulullah lebih sukses dalam dakwahnya daripada yang pernah dialaminya. Oleh karena itu, dia menasihati Rasulullah tentang shalat dengan cara menasihati dan mengasihani umat Nabi Muhammmad agar tidak meninggalkan shalat, seperti yang dilakukan oleh umatnya.(*/In)
CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…
CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…
CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…
BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…
CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…