(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Di antara miliaran orang yang berada di bumi sejak awal penciptaan umat manusia, hanya segelintir yang patut diingat karena keterampilan dan dampaknya yang luar biasa terhadap sejarah.
Salah satu yang layak dibahas di antaranya adalah Mehmet II, Sultan Ottoman yang mampu menaklukkan Konstantinopel atau yang kini dikenal dengan Istanbul. Karena kuasanya itu, ia mendapat gelar sebagai sang penakluk.
Mehmet baru berusia 21 tahun ketika mengirim pasukan Romawi Timur atau Kekaisaran Byzantium. Ia menaikkan kasta negara Turki menjadi sebuah kerajaan yang akan memerintah daerah di berbagai benua selama berabad-abad yang akan datang.
Sama seperti tokoh-tokoh sejarah terkemuka lainnya yang masih diingat dan dihormati, ada sebuah kisah menarik terletak di balik kesuksesan sang penakluk. Ia menjadi sultan ketika benar-benar hanya seorang anak kecil.
Merasa muak dengan keluhan politik dan lelah setelah kematian putra sulungnya, ayahnya Murad (Murat) II turun takhta pada 1444. Sang ayah lantas mendesak Mehmet II atau yang juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih untuk menjadi pemimpin baru kerajaan pada usia 12 tahun.
Namun, pemerintahan pertamanya berakhir hanya dalam kurun waktu dua tahun. Ini terjadi ketika tokoh-tokoh politik dan militer yang signifikan mendorong Murad II kembali ke takhtanya, akibat ketegangan dan gejolak yang terjadi di wilayah-wilayah yang ditaklukkan.
Ketegangan terutama terjadi di wilayah Eropa dan ancaman Tentara Salib, sementara masyarakat skeptis tentang seorang anak yang menjadi sultan. Meskipun Mehmet II secara sukarela meninggalkan takhta untuk ayahnya, jelas dia merasa dipermalukan sebagai seorang pemimpin.
Dia kemudian kembali ke Manisa, di wilayah Aegean di mana dia terus mengembangkan kecerdasannya dan menikah. Ia juga mendapatkan wawasan militer ketika bergabung dengan ayahnya dalam Pertempuran Kosovo pada 1448.
Ketika ayahnya meninggal pada 1451, Mehmet II kembali naik takhta dengan banyak pelajaran yang dipetik dari pengalaman sebelumnya, serta kesalahan dari sejarah Kekaisaran Ottoman yang telah memicu suatu penurunan. Ia berusaha membuktikan dirinya layak di mata tokoh-tokoh senior Utsmani dan publik dan mewujudkan tujuan utamanya dalam membuat sejarah.
Matanya tertuju pada penaklukan Konstantinopel, kemudian ibu kota Byzantium. Ia pun segera meluncurkan persiapan untuk pertempuran yang akan datang.
Meskipun sebelumnya kota itu telah dikepung berkali-kali, namun masih belum ada yang bisa mengambilnya. Mehmet II tahu betul untuk mencapai yang mustahil diperlukan taktik dan wawasan yang tidak lazim.Sultan lantas mengumpulkan pasukan besar, dikatakan mencakup lebih dari 200 ribu tentara. Tetapi, beberapa sejarawan mengatakan jumlah itu kurang dari setengahnya. Pasukan itu muncul di depan tembok kota Konstantinopel yang kuat dengan penuh keyakinan.
Dia mengepung kota melalui laut dan darat, diikuti dengan langkah tak terduga. Pasukannya mengangkut kapal perang melalui daratan di sekitar Galata, lalu mendatangkan koloni Genoa di sisi Eropa Istanbul modern.
Operasi militer ini berlanjut selama lebih dari 50 hari. Penaklukan diisi oleh serangan meriam besar-besaran yang menghantam dinding guna membuka lubang di mana tentara dapat menembus kota. Pada 29 Mei, kota itu akhirnya jatuh, membuat Mehmet II mendapat gelar penakluk.
Penaklukan kota merupakan kemenangan paling terkenal dari Mehmet Sang Penakluk. Tetapi pada tahun-tahun berikutnya, ia juga memastikan terjadi kontrol dari Ottoman atas Serbia, Morea, Trebizond (Trabzon modern) di wilayah utara Turki modern, serta Bosnia, Albania, dan beberapa wilayah Anatolia (Turki tengah).
Dalam lebih dari puluhan operasi militer selama masa pemerintahannya, Mehmed II berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah. Ia juga meningkatkan kontrol Utsmani menjadi lebih dari 2,2 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi).
Kemenangan datang pada 1480, ketika ia menang di Otranto, Italia, dan selanjutnya merencanakan langkah-langkah untuk mendekat ke Roma. Tetapi nasib memiliki rencana lain, sang penakluk meninggal pada 3 Mei 1481. Sejarawan di Turki masih memperdebatkan apakah ia selanjutnya menetapkan target selanjutnya pada Roma, mengingat ia mengambil alih Otranto, atau sebaliknya akan beralih ke daerah timur.
Sultan Utsmani yang agung sebagian besar dikenang karena penaklukan militer yang mempesona dari pemerintahannya. Namun di luar itu, ia juga seorang intelektual sejati.
Mehmet diyakini telah berbicara dalam bahasa Persia, Arab, Yunani kuno, dan Italia. Pada saat itu, banyak orang menilai kemampuannya sebagai sebuah tanda yang menunjukkan keinginannya membentuk kerajaan yang mencakup Barat dan Timur.
Sejarawan Turki juga mengatakan perpustakaannya penuh dengan buku-buku tentang topik-topik seperti geometri, agama, teknik, astronomi, aritmatika, arkeologi, geografi, dan filsafat. Dikenal sebagai penyair, sang penakluk juga menyukai karya seni. Dia menugaskan pelukis Renaissance Bellini untuk menggambar potretnya.
Kaisar Ottoman mungkin terinspirasi oleh kehidupan Alexander Agung dalam upayanya membentuk sebuah kerajaan, ketika ia membaca tentang kampanye militer dari tokoh legendaris tersebut. Dalam kehidupan singkatnya selama 49 tahun, sang penakluk berhasil meninggalkan bekas yang tak terhapuskan pada sejarah dan warisannya sampai sekarang. Dia berhasil mengubah kisahnya dari penghinaan menjadi sebuah kebesaran.(*/Tian)
CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…
CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…
CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…
BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…
CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…