(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Berita Orbit

MENJELAJAHI WAY KAMBAS BERSAMA GAJAH SUMATERA DI LAMPUNG

Indonesia memiliki banyak Taman Nasional dari Sabang sampai Merauke. Sebut saja Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas di Sumatera, Ujung Kulon di Jawa, Tanjung Puting di Kalimantan, Aketajawe-Lolobata di Maluku, Bunaken dan Wakatobi di Sulawesi, Bali Barat di Bali, Gunung Rinjani dan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat, Komodo di Nusa Tenggara Timur hingga Teluk Cenderawasih di Papua.

Salah satu diantara taman nasional tersebut yang cukup dikenal adalah Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas sendiri merupakan sebuah tempat konservasi nasional yang ditujukan untuk melindungi gajah dari kepunahan yang terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung.

Taman ini didirikan pada tahun 1985 dengan nama awal yaitu Pusat Latihan Gajah atau disingkat PLG yang kemudian diubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG). Saat ini Way Kambas sendiri telah menjadi satu-satunya pusat pelatihan, penjinakan, konservasi dan perkembangbiakan gajah di Indonesia.

Jumlah Gajah Sumatera yang menjadi salah satu primadona di sini karena termasuk kedalam hewan terancam punah telah mencapai sekitar 300 ekor sehingga kerap kali Way Kambas menjadi penyumbang satwa purbakala ini ke banyak taman satwa dan kebun binatang seluruh Indonesia.

Di Way Kambas sendiri juga terdapat rumah sakit khusus untuk menangani gajah yang sedang sakit atau stress karena tertangkap oleh penduduk ketika gajah tersebut masuk ke area pemukiman. Pemeriksaan rutin dilakukan oleh petugas sebulan sekali untuk memeriksa kesehatan gigi, mulut hingga warna kotoran gajah.

Selain rumah sakit, di PKG juga terdapat museum gajah yang mengoleksi berbagai rangka gajah serta tulang-tulangnya. Ada juga laboratorium alam yang memilikia alat-alat lengkap yang bisa membantu Anda yang mungkin sedang melakukan penelitian tentang gajah. Bagi Anda yang ingin bermalam di PKG, pihak pengelola juga menyediakan Guest House sebagai fasilitas menginap murah dengan harga berkisar dua ratus ribu rupiah per malam atau juga bangunan cottage di dekat gerbang pintu masuk untuk menginap empat orang yang lengkap seperti rumah sendiri.

Di sekitar lokasi itu juga terdapat restoran yang menyajikan banyak menu dari Indonesia hingga Eropa sehingga banyak wisatawan luar negeri pun sering berkunjung ke taman nasional ini.

Berdasarkan zoogeografis, selain gajah, taman nasional ini termasuk ke dalam pembagian wilayah oriental region serta sundaic subregion sehingga juga merupakan tempat konservasi bagi berbagai jenis famili satwa liar hampir punah misalnya saja Harimau Sumatera, Owa, Tapir, Siamang, Buaya Sepit, Beruang Madu, Mentok Rimba, Kijang, Macan Dahan, Lutung, Burung Kuau Raja, Burung Pependang Timur, Ayam Hutan, Sempidan Biru, hingga Bangau Tongtong serta beberapa spesies burung langka lainnya.

Selain hewan-hewan yang telah disebutkan, Way Kambas juga menjadi pusat konservasi badak yang bertujuan menjaga spesies badak seperti Badak Sumatera dari kepunahan yang diberi nama sebagai International Rhino Foundation.

Taman nasional ini sendiri terdiri dari beberapa macam jenis habitat seperti padang rumput, hutan rawa air, hutan pantai dan semak belukar. Luasnya pun sangat besar yakni sekitar 125.000 hektar yang sebagian besarnya masih dihuni oleh hutan rimba.

Letaknya yang berada di pinggir pantai paling timur pulau Sumatera membuat tempat penangkaran hewan Way Kambas berjarak lumayan jauh dari pusat kota Bandar Lampung karena pusat konservasi gajah ini berada di Kabupaten Lampung Timur. Estimasi waktu dari Ibukota Bandar Lampung hingga Taman Nasional bisa sampai dua hingga tiga jam. Namun, janganlah khawatir karena kondisi jalan raya menuju taman nasional ini sudah sangat baik maka para pengunjung akan dengan mudah melaluinya dengan kendaraan bermotor.

Bila Anda memulai perjalanan dari kota Kabupaten Lampung Timur, maka untuk menuju ke lokasi Taman Nasional Way Kambas, Anda tinggal bergerak ke arah timur jalan utama sejauh 74 meter, kemudian berbelok kiri sejauh 210 meter dan belok kanan sejauh 2,5 km hingga terlihatlah palang hijau Taman Nasional Way Kambas.

Jumlah keseluruhan jarak tempuhnya hanyalah 2,8 km yang bila ditempuh menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau empat hanya menghabiskan waktu hingga 6 menit bukan hitungan jam bila dari Ibukota Bandar Lampung. Tak ada angkutan umum yang lewat di sekitar daerah itu dan jalan yang dilalui pun merupakan jalan tak bernama sehingga mau tak mau Anda harus membawa kendaraan alternatif sendiri yakni kendaraan pribadi atau bisa juga menggunakan jasa ojek. Bila Anda tidak membawa kendaraan beroda empat dan lebih memilih berjalan kaki dari pintu masuk maka jasa ojek ini bisa Anda gunakan hingga ke lokasi pemeriksaan ulang tiket di pos pemeriksaan.

Harga tiket masuk ke Taman Nasional Way Kambas terbilang cukup murah yakni hanya sekitar Rp 7.000 per orang. Bagi Anda yang masuk menggunakan kendaraan beroda empat akan dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 sebagai biaya retribusi dan perbaikan jalan. Hal ini dikarenakan dari pintu masuk Way Kambas hingga pintu utama itu yang berjarak kurang lebih 9 kilometer, kondisi jalannya sudah banyak yang rusak.

Jam berkunjung ke taman nasional ini adalah dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 sore. Bila Anda ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Pusat Konservasi Gajah (PKG) maka Anda bisa membeli seikat pisang terlebih dahulu di warung-warung makan di sana sebagai salah satu fasilitas umum selain tempat parkir, dengan harga sepuluh ribu rupiah sebagai oleh-oleh buat gajah-gajah yang akan Anda temui di sana.

Ada beberapa atraksi menarik di PKG yang bisa Anda nikmati bersama keluarga, seperti gajah-gajah yang bermain bola setiap sore akhir pekan, membajak sawah, duduk, mengusung kayu ataupun atraksi sirkus dengan pawang.

Ada pula gajah-gajah yang adu balapan, hingga melukis. Tentu saja Anda bisa mengabadikan momen-momen tidak terlupakan dengan hewan langka ini sambil berkeliling dengan gajah dan menikmati hijau dan sejuknya pusat penangkaran.(*/Dan)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

3 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

4 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago