(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Asal Usul

PERAN KI GEDE SALA DALAM SEJARAH BERDIRINYA KOTA SOLO

Sejarah Kota Solo tak lepas dari Ki Gede Sala atau Kiai Sala. Bersama saudara seperguruannya, Kiai Carang, dan Nyai Sumedang, ketiganya menempati daerah itu sebelum Keraton Kasunanan Surakarta berdiri. Makam Ki Gede Sala dapat dijumpai di area keraton, di kawasan Baluwarti.

Ki Gede Sala seringkali disebut sebagai pendiri kota Solo. Sebab sebelum berdiri Keraton Kasunanan Surakarta, daerah itu konon adalah rawa. Dan Ki gede Sala merupakan sosok yang mampu untuk mengeringkannya.

Setelah itu, Raja Pakoe Boewono (PB) II memindahkan Keraton Kartasura ke Desa Sala, tepatnya pada 1745. “Kalau dari ceritanya, beliau (Ki Gede Sala) sebelum ada keraton, menempati tempat ini namanya Sala,” kata Joko Saputro Adi, juru kunci makam Kiai Sala.

Selain itu, di lokasi itu juga terdapat Pohon Sala. Ketika Keraton Kartasura terjadi geger Pecinan, utusan Raja mencari tempat untuk bakal keraton baru. Utusan itu berjalan ke timur dan mendapatkan tiga alternatif tempat.

Ketiga tempat itu, yakni di kawasan Sriwedari (Museum Radya Pustaka), tempat yang kini menjadi alun alun utara, dan, dan Sonosewu di daerah Kecamatan Bekonang, Sukoharjo. Utusan lalu kembali ke keraton dan menyerahkan tiga alternatif tempat itu kepada Raja PB II.

Namun dari penerawangan ahli nujum keraton, ketiga tempat memiliki halangan atau pantangan. Seperti ke depan ada risiko kembali terjadi perang saudara dan pagebluk. Raja kembali memerintahkan utusannya untuk mencari lagi tempat alternatif lainnya. Ketika itu, utusan berjalan agak ke selatan dan bertemu dengan Kiai Sala.

Saat itu, Kiai Sala mempersilakan tempatnya dipakai untuk pendirian keraton. Kiai Sala meminta agar dimakamkan di lokasi itu. “Tidak diketahui beliau (Kiai Sala) dan dua saudara seperguruannya berasal dari mana. Termasuk keturunan siapa,” ungkapnya.

Sebab sejarah Sala sendiri baru ada catatan ketika tahun 1745 atau setelah Keraton Kasunanan Surakarta berdiri. Sampai saat ini, makam Kiai Sala selalu ramai dengan para peziarah dari berbagai daerah.
Ketika Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Solo, para pejabat di lingkungan Pemkot Solo melakukan ziarah makam pendiri Sala, salah satu adalah makam Kiai Sala.(*/Ndo)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago