(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Kisah sholat ghaib yang pertama dalam Islam dilakukan ketika Raja An-Najasyi meninggal dunia. Sholat tersebut dilakukan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya.
Sholat ghaib merupakan sholat jenazah yang dilakukan tidak berhadapan langsung dengan sang mayit. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam buku Pedoman Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita karya Abu Muhammad Badruz-Zaman Al-Faraby.
Sholat ghaib dilakukan apabila posisi mayit berjauhan dengan sanak saudaranya atau korban jiwa saudara seiman karena perang atau bencana yang jauh dengan kaum muslim lainnya.
Disebutkan dalam Buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib dan Sunah) karya Saiful Hadi El Sutha, tata cara melakukan sholat ghaib sama dengan pelaksanaan sholat jenazah pada umumnya, hanya saja niatnya yang berbeda. Sholat ghaib pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada seorang raja dari Habasyah yang bernama An-Najasyi.
Kisah ini dimulai ketika umat Islam kala itu lari dari kejaran orang-orang kafir yang hendak membahayakan mereka. Kaum muslimin pergi meninggalkan Makkah dengan menggunakan kapal hingga tibalah di sebuah tempat bernama Habasyah.
Setelah rombongan pertama berhasil kabur dari kejaran orang-orang kafir, umat Islam rombongan kedua yang berisi 83 laki-laki dan 19 wanita pun juga berhasil berhijrah ke Habasyah.
Setibanya di Habasyah, kaum muslimin ternyata malah diterima baik oleh penguasa tempat itu yang bernama Raja An-Najasyi. Selain menjamin keamanan kaum muslimin, Raja An-Najasyi juga bersikap sangat toleran kepada agama yang mereka peluk.
Melihat hal ini, kaum musyrikin Makkah merasa sangat marah dan gusar. Mereka pun berniat untuk mengajak kaum muslimin yang ada di Habasyah, sekaligus meminta Raja An-Najasyi untuk mengembalikan mereka ke Makkah.
Berkaitan dengan hal ini, orang kafir Makkah mengutus dua orang pemimpin mereka, yaitu ‘Amr bin Al-‘Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah untuk bernegosiasi dengan Raja An-Najasyi.
Mereka berdua datang bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan berbagai macam cinderamata dan harta demi menyogok Raja An-Najasyi agar tak memberi perlindungan atas kaum muslimin.
Di luar prediksi para kafir Quraisy, Raja An-Najasyi ternyata malah menolak permintaan mereka. Terutama setelah Ja’far bin Abu Thalib, juru bicara kaum muslimin, mampu meyakinkan Raja An-Najasyi dengan menjelaskan sebagian isi ajaran Islam.
Raja An-Najasyi berkata kepada dua utusan musyrikin tadi dengan berkata melalui pelayannya, “Silakan kalian pulang. Demi Allah, mereka (kaum muslimin) tidak akan aku serahkan kepada kalian!”
Raja An-Najasyi berkata kepada pelayannya, “Kembalikan hadiah-hadiah itu kepada mereka berdua. Aku tidak membutuhkannya. Demi Allah, Allah tidak menerima suap dari aku. Aku pun tidak akan menerima suap kalian. Orang tidak akan taat kepadaku, sebelum aku taat kepada-Nya.”
Begitu besarnya jasa Raja An-Najasyi kepada agama Islam dan kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW pun menaruh hormat kepadanya.
Oleh karena itu, ketika Rasulullah SAW sudah menjadi penguasa Madinah, beliau mengirim sebuah surat berisi ajakan memeluk Islam kepada Raja An-Najasyi. Namun, sebetulnya, Husain bin Abdullah mengatakan bahwa Raja An-Najasyi sudah masuk Islam sebelum membaca surat dari Rasulullah SAW tersebut.
Ia menyatakan keislamannya di hadapan Ja’far bin Abi Thalib. Namun, karena khawatir akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, Raja An-Najasyi tetap menyembunyikan keislamannya dari rakyatnya.
Raja An-Najasyi meninggal dunia pada tahun ke-9 Hijriah. Nabi Muhammad SAW diberitahu oleh malaikat Jibril tentang wafatnya Raja An-Najasyi.
Nabi Muhammad SAW kemudian memberitahukan kepada para sahabat tentang berita itu. Beliau lalu mengajak para sahabat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Raja An-Najasyi yang jasanya sangat besar terhadap Islam.
Dikutip dari buku Fikih Sunnah Wanita: Referensi Fikih Wanita Terlengkap karya Abu Malik Kamal ibn Sayyid Salim, Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Raja An-Najasyi.
Beliau keluar bersama para sahabat menuju tempat sholat, kemudian meminta para sahabat untuk membuat shaf dan bertakbir sebanyak empat kali. Peristiwa inilah yang menjadi kisah sholat ghaib yang pertama dalam Islam.
Alasan Rasulullah SAW melakukan sholat ghaib kepada Raja An-Najasyi adalah karena ia meninggal di tengah-tengah umat musyrik yang tidak melaksanakan sholat. Kalaupun ada orang yang sudah memeluk Islam, mereka belum mengetahui sedikit pun tentang tata cara sholat jenazah.(*/Tian)
CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…
CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…
CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…
BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…
CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…