(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Jalan Jalan

SIAPAKAH PARA PENYEMBAH UANG DALAM HADISTS NABI SAW

عن أبى هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تَعِسَ عبدُ الدِّينَارِ، وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ، وَعَبْدُ الخَمِيصَةِ، إنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وإنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ

Rasulullah SAW bersabda: ”Merugilah budak dinar, dirham, dan qathifah (pakaian). Jika diberi ia ridha, jika tidak diberi ia tidak ridha.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Di antara tabiat dasar manusia adalah suka pada harta benda (materi). Tidak pernah bosan-bosannya materi dicari dan diburu hingga kadang kelewat batas dan menerjang rambu-rambu larangan yang seharusnya dihindari.

Tujuan hidup manusia pun kadang secara perlahan-lahan berubah haluan, yakni menjadi pemburu materi tanpa tahu harus diapakan materi yang telah didapatnya itu.

Salah satu bentuk harta benda (materi) yang diburu itu adalah uang. Demi mendapatkannya, manusia dengan sukarela memeras keringat dan banting tulang.

Pergi pagi pulang malam. Kadang, makan dan tidur, apalagi ibadah pun tak sempat. Demi uang, segala upaya dilakukan, dari mulai yang halal, syubhat, hingga yang haram.

Dan, tidak sedikit manusia yang terjerumus ke dalam cara-cara yang syubhat dan haram demi mendapatkan uang.

Uang memang telah menjadi kebutuhan primer sehari-hari manusia. Denyut hidup manusia nyaris selalu beriringan dengan keberadaan uang.

Bagaikan air, uang mengalir dari pagi, siang, sore, malam, hingga pagi lagi. Tanpa uang, manusia akan kesulitan menghadapi hidup.

Apalagi, ketika manusia yang tak beruang itu juga menanggung beban hidup manusia lain (keluarga). Beban kian berat manakala kebutuhan sehari-hari naik harganya, yang sudah tentu, itu memerlukan uang yang juga bertambah.

Pada hadis di atas, Rasulullah SAW mengingatkan manusia yang menuhankan uang (dinar dan dirham) akan merugi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Pertama, karena manusia seperti ini akan tersibukkan oleh urusan uang, sehingga melalaikan kewajibannya terhadap Allah SWT.

Kedua, karena manusia seperti ini buta mata dan hati, sehingga tidak bisa membedakan jalan yang halal dan haram dalam mencari uang. Ketiga, karena tujuan hidup manusia yang hakikatnya adalah akhirat, berubah menjadi semata-mata dunia, sehingga akhirat terlupakan.(*/Di)

orbit

Recent Posts

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

3 minggu ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

4 minggu ago

TIRTA KAHURIPAN : KALDER AIR MANCUR, JEJAK SEJARAH DISTRIBUSI AIR BERSIH

BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…

4 minggu ago

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN,TIRTA KAHURIPAN TINGKATKAN KEUALITAS PELAYANAN

CIBINONG – Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan kembali…

2 bulan ago

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

3 bulan ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

3 bulan ago