(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Gaya Hidup

TUBUH MANUSIA MENJADI LEBIH PENDEK SEIRING PENUAAN

JAKARTA – Penuaan sangat berpotensi menyebabkan berkurangnya penglihatan, pendengaran, dan ingatan seseorang. Efek lainnya adalah penyusutan tinggi badan.

Karena sejumlah faktor, sebagian besar orang menjadi lebih pendek saat lanjut usia.

Kehilangan tinggi badan yang signifikan diakibatkan perubahan tulang, otot, persendian, dan jaringan lain dalam tubuh. Profesor madya di Sekolah Olahraga, Kesehatan, dan Ilmu Sosial Universitas Solent di Inggris, Adam Hawkey, mengulas deretan faktor itu.

Menyusutnya otot yang berkaitan dengan usia secara ilmiah disebut sebagai sarkopenia. Hawkey mengatakan, gejala itu mulai terjadi sejak usia 30-an. Seseorang kehilangan massa otot dengan laju sekitar tiga sampai lima persen tiap dekade.

“Yang menjadi perhatian khusus adalah otot-otot yang bertanggung jawab untuk menjaga tubuh dalam posisi tegak. Pengurangan kemampuan otot untuk mempertahankan postur dapat membuat seseorang menjadi bungkuk dan terlihat lebih pendek,” tutur Hawkey.

Penyebab lain menyusutnya tinggi badan adalah kesehatan tulang. Penyangga tubuh itu memiliki jaringan ikat yang sangat kompleks serta dapat menyesuaikan ukuran dan bentuk sebagai respons terhadap beban mekanis. Sepanjang hidup, tulang selalu berubah.

Manusia melewati tahap pertumbuhan dan mendepositokan tulang dengan begitu cepat. Sekitar 90 persen massa tulang mencapai puncak pertumbuhan pada usia remaja akhir, kemudian terus melambat sampai seseorang mencapai pertengahan usia 20-an.

Pada usia 35-40 tahun, seseorang kehilangan lebih banyak tulang daripada yang dihasilkan. Akumulasi itu dapat menyebabkan osteoporosis, kondisi di mana massa tulang sangat rendah dan kerapuhan tulang terus memburuk.

Faktor-faktor demikian memperbesar risiko patah tulang. Kondisi tersebut juga menyebabkan orang yang berusia paruh baya dan lanjut usia kerap merasa nyeri di pinggul, lengan bawah, serta tulang belakang yang turut mengubah postur.

Untuk melindungi diri dari sarkopenia dan osteoporosis, Hawkey menyarankan untuk melakukan olahraga teratur sejak dini. Penelitian menunjukkan bahwa menjaga kekuatan tulang di masa muda menawarkan perlindungan saat sudah mencapai usia yang lebih tua.

“Sebagian besar penurunan berat badan ditentukan oleh gen, tetapi ada pula faktor gaya hidup yang bisa dijaga untuk membantu menjaga tinggi badan serta mengurangi efek penuaan terhadap kesehatan,” ujarnya.(*/Fir)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago