(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
JAKARTA – Tanpa disadari ada beberapa kebiasaan tidak sehat yang sering dilakukan saat menjalankan puasa Ramadhan. Salah satunya balas dendam ketika berbuka puasa.
Kebiasaan ini dikatakan para ahli dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Padahal, selama bulan puasa, penting untuk menjaga kesehatan sehingga puasa Ramadhan berjalan lancar dan tentunya tubuh menjadi sehat.
Sayang, banyak orang yang tidak menyadari bahaya di balik kebiasaan tersebut.
“Orang ada yang bilang, 1 minggu pertama berat badannya turun. Tapi kenapa minggu kedua, berat badan naik? Ia salah. Soalnya dia menganut cara yang namanya balas dendam. Dia pikir kalo dia puasa dari sahur sampai buka, enggak makan apa-apa. Begitu buka, makan segala macem.
Takjilnya kolak, es kelapa muda, es cendol, sirup pake santen, itu keliru,” kata Spesialis Gizi Klinik MRCCC Siloam, Semanggi Dr dr Samuel Oetoro, MS SpGK.
Adapun berbuka puasa kerap dijadikan ajang balas dendam oleh sejumlah orang. Akibat telah menahan rasa lapar dan haus selama 14 jam, berbagai jenis makanan dan minuman pun langsung di santap. Sayangnya, kalap mengonsumsi makanan bisa menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya sembelit.
Ahli gizi sekaligus Ketua PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Hardinsyah, MS, PhD menjelaskan bahwa idealnya buka puasa dilakukan secara perlahan. Hindari mengonsumsi gorengan dan mulailah berbuka dengan menyantap makanan yang lembut serta manis. Seperti halnya kurma yang juga dicontohkan oleh Nabi.
“Berbuka prinsipnya pelan-pelan. Jangan tergesa-gesa. Perut sudah lama kosong di siang hari dan jangan dikagetin. Intinya harus dimulai dengan yang lembut, manis. Sunahnya ada kurma. Kurmanya macem-macem. Yang dianjurin itu yang berair, yang kuning bukan yang cokelat, yang tua itu keras. Pepaya itu bagus. Lembut dan berair,” jelas Prof Hardinsyah.
Setelah membatalkan puasa, penting untuk istirahat sebentar dan minum air putih. Prof Hardinsyah menyarankan untuk menghindari minum teh dan kopi yang kandungan kafeinnya dapat melukai lambung. Saat istirahat, gunakan waktu sebaik mungkin untuk digunakan salat magrib.
“Jeda dipake untuk salat. Jeda 15 menit. Makan malam itu juga pelan-pelan. Ini titik kritisnya. Disini sebenarnya kita belum begitu lapar tapi kita ingin mencicipi banyak makanan,” tutup Prof Hardinsyah.(*/Nia)
CIBINONG – Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem dan…
CIBINONG – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda Air Minum) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor kembali…
CIBINONG - Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merupakan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang…
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…
CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…
BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…