3 MITOS SENAM KEGEL, TERMASUK ANGKAT PERFORMA SEKSUAL

JAKARTA – Senam panggul yang populer belakangan ini seperti senam kegel sudah dilirik berbagai kalangan.

Manfaatnya memang banyak, diantaranya membantu mengatasi gangguan seperti prolaps organ panggul (POP), menjaga performa otot-otot dasar panggul, seperti yang dijelaskan laman webdb.com.
Senam kegel yang dipelopori oleh Arnold Kegel pada tahun 1948 ini, juga turut disertai berbagai mitos yang banyak dipercaya orang. Berikut ini merupakan mitos-mitos seputar senam Kegel dan faktanya.
Mitos 1: Latihan Kegel ganggu sistem eksresi alias urin
Latihan otot pinggul ini sering dikaitkan dengan sistem aliran urin. Dasarnya asumsi bahwa otot-otot panggul yang dilatih memberikan banyak tekanan yang meningkat di uretra, sehingga berkontraksi menghentikan aliran urin.
Fakta: Senam kegel tidak mempengaruhi bagaimana aliran kemih bekerja, apalagi sampai menghentikan saluran kencing. Sebab menurut informasi yang dikutip dari laman n2physicaltheraphy.co menjelaskan justru terbiasa mengkontraksikan dasar panggul (kegel) membuat kandung kemih rileks.
Mitos 2: Senam Kegel diperuntukan hanya untuk wanita
Asumsi ini masih diyakini sebagian orang, bahwa senam kegel hanya bagus dilakukan untuk wanita.
Fakta: Data yang dikutip dari laman medicinenet.com, mengungkapkan bahwa kegel efektif sebagai terapi bantu atasi masalah ejekulasi dini, di dalam senam kegel terdapat unsur biofeedback, latihan panggul, dan elektrostimulasi yang jadi faktor 50 persen pemulihan dari kondisi ejakulasi dini.
Mitos 3: Hasil Kegel terbaik dengan dorongan sekeras mungkin
Fakta : Ciri khas gerakan Kegel dengan gerakan mendorong keluar dan ke dalam. Tentu gerakan senam kegel yang berkualitas dengan gerak penuh dari relaksasi maksimal hingga kontraksi maksimal. Menurut informasi tujuannya adalah untuk otot yang kuat, kencang, lentur dan fleksibel.(*/In)