4 FAKTA DIBALIK KEELOKAN GUNUNG IJEN , BLUE FIRE JADI PRIMADONA
BANYUWANGI – Keberadaan 127 gunung api aktif membuat Indonesia masuk Ring of Fire atau jalur cincin api Pasifik. Selain potensi bencana gunung meletus atau gempa, jalur ini meninggalkan keindahan mahadahsyat yang tersaji dari setiap gunung.
Salah satu gunung dengan lansekap elok dan permai tentu saja Gunung Ijen, terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Ijen berhasil menarik wisatawan lokal dan mancanegara berkat fenomena alam langka blue fire atau api biru yang menyala di dalam kawah di puncak gunung.
Untuk mencapai puncak, kamu harus berjalan kaki sejauh 3 km dengan memulai pendakian dari Pos Paltidung selama 2 hingga 3 jam. Meski memiliki rute pendakian yang tidak mudah, keindahan alam gunung dengan ketinggian 2.386 mdpl ini akan membayar semua rasa lelah.
Di balik eksotisme bentang alamnya, Gunung Ijen ternyata menyimpan fakta-fakta yang nggak kalah menarik. Nah, daripada penasaran, berikut lima fakta Gunung Ijen sebagaimana disarikan Brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (20/12).
1. Kaldera paling luas di Pulau Jawa.
Kawah Ijen diklaim sebagai kaldera paling luas di Pulau Jawa dengan kedalaman lebih dari 200 m dan luas 5.466 hektare. Tak hanya paling luas, kaldera di Kawah Ijen juga mempunyai warna hijau toska yang semakin menambah pesonanya.
Untuk diketahui, kaldera merupakan kawah vulkanik berisi air panas yang telah bercampur belerang. Biasanya, kaldera terbentuk dari erupsi eksplosif yang sangat dahsyat sehingga menyebabkan runtuhnya puncak gunung.
2. Kawah asam terbesar di dunia.
Keindahan danau hijau toska di Kawah Ijen kerap jadi daya tarik utama wisatawan. Meski tampak indah, air dalam danau ini mempunyai titik asam hingga mencapai angka 0 yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Air dengan tingkat keasaman ini bisa melarutkan berbagai benda, termasuk tubuh manusia. Selain indah, Kawah Ijen juga menjadi salah satu kawah asam terbesar di dunia
3. Fenomena api biru langka.
Fenomena alam ini menjadi salah satu alasan utama para wisatawan mengunjungi Kawah Ijen. Pasalnya, api biru ini disebut hanya ada dua di dunia, yaitu di Islandia dan Indonesia.
Walau disebut api biru, fenomena langka ini bukan api melainkan gas belerang bertekanan tinggi yang menyembur dari celah-celah bebatuan dengan suhu mencapai 600 derajat celcius. Warna biru ini dihasilkan dari proses pertemuan gas belerang dan udara sekitar.
4. Pertambangan belerang secara tradisional.
Saat berkunjung ke Kawah Ijen, kamu dapat melihat aktivitas penambang belerang. Uniknya, para penambang ini masih menggunakan cara tradisional untuk mengambil belerang. Berat belerang yang sudah terkumpul biasanya mencapai 80 kg untuk kemudian dipanggul dibawa naik.
Danau Kawah Ijen memiliki kandungan belerang yang kuat dan dapat meracuni tubuh jika terlalu banyak terhirup. Untuk itu, saat sampai di bibir kawah, sebaiknya kamu sudah menggunakan masker dan lebih berhati-hati karena medan yang berbatu serta mudah longsor.(*/Dan)