Orbiters

ASAL USUL KOTA INDRAMAYU

visit indonesia

Di daerah Bagelan, Jawa Tengah, Tumenggung Gagak Singalodra mempunyai seorang putra yang bernama Raden Aria Wiralodra, yang sejak kecil ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada cucu-cucunya.

&80 x 90 Image

Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, Raden Aria Wiralodra gemar melatih diri dalam olah Kanuragan, melakukan “tirakat” dan bertapa.
Pada suatu ketika Raden Wiralodra pergi ke perbukitan melaya di kaki gunung Sumbing untuk menjalankan tapa brata dan semedi. Suatu hari setelah melewati masa tiga tahun bertapa, ia mendapat wangsit “Hai Wiralodara, apa bila engkau ingin berbahagia beserta keturunanmu, pergilah merantau ke arah matahari terbenam dan carilah sungai Cimanuk, mana kala engkau telah sampai disana berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk pedukuhan dan menetaplah di sana”.

Demi melaksanakan wangsit yang telah diterimanya, Raden Wiralodra didampingi abdinya yang bernama Ki Tinggil, berangkat ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk dan konon di ceritakan memakan waktu tiga tahun.

Setelah melalui perjalanan yang panjang dan berat, sampailah mereka disebuah sungai yang amat besar pada senja hari, Raden Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk, maka bermalamlah mereka disekitar sungai tersebut dan ketika pagi-pagi bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur mereka dan menanyakan tujuan mereka.

Raden Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuan mereka melakukan perjalanan, namun orang tua itu berkata “Hai cucuku, tuan telah tersesat, sungai ini bukan Cimanuk, adapun Cimanuk telah terlewat, yaitu terletak di sebelah timur, jadi tuan balik lagi dan berjalanlah kearah timur laut”. Setelah barkata demikian orang trsebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah KiBuyut Sidum Kidang Penanjung dari Pajajaran. Ki Sidum adalah seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 – 1513. (Baca juga cerpen lain pada : Asal Usul Getuk Lindri)

Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari- hari mereka melihat sungai besar, Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk dan tiba- tiba dia melihat kebun yang indah namun pemilik kebun tersebut sangat congkak sampai Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya.

Ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu, orang itu lenyap hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunegara, sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur, manakala menjumpai seekor kijang bermata berlian ikutilah dimana kijang itu lenyap, maka itulah sungai Cimanuk. Kelak setelah tuan membabad hutan Cimanuk bertapalah. Jangan tidur karena hal itu penting untuk kebahagiaan anak cucu tuan di kemudian hari”.

Mereka melanjutkan perjalanan kembali. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang perempuan bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting oleh Wiralodra, namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya. Wiralodra mengeluarkan cakranya kearah Larawana dan gadis itupun lenyap barsamaan dengan munculnya seekor kijang. Wiralodra segera mengejar kijang tersebut yang lari kearah timur. Ketika kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai besar. Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki Sidum yang berkata, “Hai cucuku inilah hutan Cimanuk yang kamu cari, di sinilah kelak tuan bermukim.”

Setelah ada kepastian lewat mimpinya itu Wiralodra dan Ki Tinggil segera membuat gubug dan membuka ladang dan menetap di sebelah barat ujung sungai Cimanuk. Akhirnya tersiarlah keberadaan Wiralodra dan Ki Tinggil di hutan Cimanuk ke segenap pelosok. Secara bertahap orang-orang berdatangan dan menetap di daerah sekitar Wiralodra dan Ki Tinggil sehingga daerah tersebut menjadi sebuah pedukuhan. Pedukuhan Cimanuk tersebut makin hari makin banyak penghuninya.

Pendatang terus berdatangan, diantara nya seorang wanita cantik yang datang membawa bibit-bibitan, baik bibit padi maupun palawija dan sayur-sayuran. Dia adalah Nyi Endang Dharma seorang wanita paripurna yang kelak bersama-sama Raden Wiralodra mengembangkan Indramayu.

Karena kemahirannya dalam ilmu kanuragan maka telah membuat ketertarikan Pangeran Guru dari Palembang. Dia datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma. Dalam perkelahian tersebut semua tewas, yang selanjutnya dikuburkan yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.Melihat kejadian itu Ki Tinggil tergerak untuk melaporkannya kepada Raden Wiralodra yang saat itu sedang pulang ke Bagelen.

Karena merasa ketentraman penduduknya terusik Raden Wiralodra pun kembali ke Cimanuk untuk mendengarkan kejadian yang sebenarnya dari Nyi Endang Darma. Setelah mendengar penjelasan dari Nyi Endang Darma, Wiralodra mengakui kebenaranya, namun karena ingin menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darama, Raden Wiralodra turun untuk adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma.

Akhirnya Nyi Endang Darma kewalahan dengan serangan-serangan Wiralodra maka Nyi Endang Darma pun meloncat terjun ke dalam sungai Cimanuk dan mengakui kekalahannya. Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan pedukuhan, namun Nyi Endang Darma tidak mau dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka namakan lah dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan, karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”.

Pada suatu saat yang telah ditentukan diresmikanlah pedukuhan Cimanuk tersbut, dalam sambutannya Wiralodra berkata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini maka pedukuhan ini kami namakan “DARMA AYU” yang sekarang bernama indramayu.

Itulah cerita tentang Asal Usul Kota Indramayu yang kami bagikan berdasarkan berbagai sumber dengan harapan semoga kita terhibur dari cerita tentang Asal Usul Kota Indramayu diatas.(*/As)

Loading...