Histori

FATIMAH AZ ZAHRA PUTRI RASULULLAH SAW

visit indonesia

Fatimah az Zahra adalah putri bermuda Rasulullah saw. Dikutip dari buku “Ibadah Ringan Berpahala Besar untuk Wanita” karya Inayati Ashriyah, Fatimah Az-Zahra adalah putri keempat Rasulullah SAW bersama Khadijah binti Khuwailid.

&80 x 90 Image

la lahir pada tahun ke-5 sebelum diutusnya Muhammad sebagai rasul. Kehadiran Fatimah di dunia ini telah memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Rasulullah saw, karena pada dirinya terlihat tanda-tanda keberkahan dan kebaikan.

Fatimah lebih dikenal dengan gelarnya Az-Zahra, yaitu yang bersinar wajahnya. Menurut Aisyah, Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan ayahnya, baik cara bicaranya maupun cara jalannya. Rasulullah SAW sangat menyayanginya, sampai-sampai setiap kali Rasulullah SAW kembali dari sebuah masjid, Beliau lebih memilih menemui Fathimah terlebih dahulu daripada istri-istri Beliau. Setelah bertemu, Rasulullah SAW menyambutnya dengan hangat.Begitu juga sebaliknya.

Sebagai anak Rasulullah SAW, pada usia belianya, Fatimah dihadapkan pada kondisi yang sulit. Ketika itu perekonomian kaum Muslimin diboikot. Hal tersebut memengaruhi tumbuh kembang Fatimah. la benar-benar mengalami penderitaan yang berat.

Apalagi tidak lama setelah itu, secara susul menyusul, Fatimah ditinggalkan orang-orang terkasihnya, yaitu ibunya, lalu kakak-kakaknya, Ruqayyah dan Zainab pada tahun ke-8 Hijriah, dan Ummu Kultsum pada tahun berikutnya. Ujian berat yang dialaminya membuatnya menjadi sosok wanita penyabar dan tabah.

Ketika orang-orang terkasihnya wafat, jadilah Fatimah satu-satunya putri yang mengurus ayahnya, sehingga ia digelari ummu abiiha, ibu bagi ayahnya. Fathimah benar-benar menggantikan peran ibunya yang telah wafat mendahuluinya.

Fatimah yang dididik langsung oleh Rasulullah SAW tumbuh sebagai gadis dewasa yang mulia akhlaknya, halus hatinya, dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya. Apa yang selalu ia lakukan adalah beramal saleh, memelihara ketaatan dan ketakwaannya.

Tentu saja perangai Fatimah yang baik ini mengundang beberapa sahabat untuk melamar dan menjadikannya sebagai istri. Dimulai dari Abu Bakar, lalu Umar, tetapi yang berjodoh dengannya adalah Ali bin Abi Thalib.

Fatimah dan Ali bin Abi Thalib akhirnya menikah dengan mahar sebanyak 400 mitsqal, 1 mitsqal sama dengan 4.2 gram perak. Untuk keperluan pernikahan ini All bin Abi Thalib menjual baju besinya kepada Utsman bin Affan dengan harga 470 dirham.

Pernikahannya bersama Ali bin Abi Thalib, Fatimah dianugerahi putra pertamanya Hasan pada tahun ke-3 Hijriah. Lalu lahir putra keduanya Husain setahun kemudian. Lalu pada tahun ke-5 Hijriyah, Fatimah kembali melahirkan seorang putri yang oleh Rasulullah SAW dinamai Zainab. Dua tahun kemudian Fatimah kembali melahirkan seorang anak perempuan, putri keduanya ini dinamai Ummu Kultsum.

Fatimah dan keluarganya hidup dalam kesederhanaan. Semuanya dikerjakan sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga. Kesederhanaan seperti inilah yang diajarkan Rasulullah SAW sehingga menjadikannya sebagai ahli dzikir. Setiap kali setelah shalat dan ketika hendak tidur, Fatimah dan suaminya senantiasa bertasbih, bertahmid, dan bertakbir.

Ketika Fatimah mendengar kabar tentang sakitnya Rasulullah SAW, ia bergegas mengunjungi Rasulullah SAW di rumah Aisyah. la pun disambut dengan senang hati oleh Rasulullah SAW. Fatimah senantiasa mendampingi Rasulullah SAW dan menyiapkan keperluan Beliau Kesedihan Fathimah semakin dalam ketika mengetahui sakitnya Rasulullah SAW makin parah. Dalam satu kesempatan, ia dibisiki sesuatu oleh Rasulullah SAW sehingga membuatnya menangis. Dalam kesedihannya yang mendalam, kemudian ia dibisiki lagi untuk kali kedua. Dan kali ini, ia tertawa kecil.

Pemandangan tersebut berhasil membuat Aisyah penasaran. Namun, Fatimah tetap merahasiakan perihal tersebut dari Aisyah hingga Rasulullah SAW wafat.

Setelah Rasulullah SAW tiada, Aisyah kembali menanyakan hal tersebut, dan kali ini Fatimah bersedia menceritakannya. Fatimah menyampaikan kepada Aisyah bahwa Rasulullah SAW mengabarkan ketika itu Jibril telah mendatangi Beliau dua kali dalam setahun untuk menyimak bacaan Alqur’an, padahal biasanya Jibril datang setiap setahun sekali. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ajal Beliau sudah dekat. Dan ini membuat Fatimah menangis.

Lalu pada bisikan kedua, Rasulullah SAW menyampaikannya dalam bentuk pertanyaan, “Wahai Fatimah, apakah engkau tidak suka menjadi pengulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah anggota keluargaku yang pertama menyusulku?” Bisikan Rasulullah SAW ini berhasil membuat Fathimah tertawa.

Tidak lama setelah Rasulullah SAW wafat, kira-kira enam bulan setelah itu, Fathimah jatuh sakit dan akhirnya menyusul Rasulullah SAW pada malam Selasa, 3 Ramadhan 11 Hijriah pada usia 27 tahun.(*/Dy)

Loading...