(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Jalan Jalan

JANGAN SUKA FITNAH, BAHAYANYA BISA BERBALIK KE DIRI SENDIRI

Penderitaan akibat fitnah ini tidak hanya dirasakan orang yang difitnah saja, akan tetapi aktor utama yang menebar fitnah pun akan merasakan akibatnya yang lebih besar jika dia tidak segera meminta maaf dan bertaubat.

Sebab, orang yang suka memfitnah orang lain sebenarnya dia sedang menata penderitaan hidupnya sendiri, cepat ataupun lambat.

Seolah-olah dirinya tidak pernah memikirkan perbuatannya itu sebagai sebuah dosa. Padahal, perbuatannya itu justru mengantarkan dirinya ke dalam jurang kehinaan di dunia. Lebih-lebih di akhirat.

Salah satu kisah menarik yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim tentang konflik antara Sa’id Ibn Zaid Ibn ‘Amr Ibn Nufail dan Arwa binti ‘Aus. Sa’id ditentang dan dilaporkan Arwa binti ‘Aus kepada Marwan Ibn al Hakam.

Wanita itu menuduhnya mengambil sebagian dari tanahnya. Sa’id pun berkata, “Apakah aku mengambil sebagian dari tanah miliknya setelah aku mendengar ucapan dari Rasulullah SAW?”

Marwan bertanya, “Apa yang Anda dengar dari Rasulullah SAW?” Ia menjawab, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara zalim maka Allah akan mengalungkan ke lehernya tujuh lapis bumi.”

Maka, Marwan berkata, “Aku tidak akan memintamu bukti-bukti setelah ini.” Lalu Sa’id berkata, “Ya Allah, jika perempuan ini bohong maka butakanlah matanya dan matikan dia di tanahnya.”

Sehingga, Urwah berkata, “Wanita itu tidak meninggal dunia sehingga matanya menjadi buta dan ketika ia berjalan di tanahnya, tiba-tiba ia terjatuh dan masuk terperosok lubang dan meninggal.” (HR Bukhari Muslim).

Dalam riwayat lain dengan makna yang sama, Muhammad Ibn Zaid melihat wanita tersebut dalam keadaan buta dan sedang meraba-raba dinding seraya berkata, “Aku tertimpa doanya Sa’id, dan sesungguhnya ia melewati sumur di rumah yang ia pertentangkan kemudian ia terjatuh ke dalam sumur dan itu menjadi kuburnya.” (HR Muslim).

Kisah di atas menunjukkan betapa buruk dan bahayanya dosa menuduh atau memfitnah, sekaligus memberi peringatan kepada kita bahwa perangai ini termasuk perbuatan jahat (zalim) yang semestinya ditinggalkan.

Di sisi lain, kisah di atas memberi hikmah dan pesan yang sangat penting untuk kita bahwa tangisan dan rintihan doa orang yang dizalimi hendaklah ditakuti karena ia akan didengar dan dikabulkan Allah. Termasuk tangisan dan rintihan doa orang yang difitnah.(*/Tian)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

3 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago