Histori

KAUM YAHUDI PEMBANGKANG DIKUTUK MENJADI KERA

visit indonesia

Jauh sebelum Rasulullah SAW diutus Allah menjadi nabi dan rasul, Allah menyeru Nabi Musa alaihissalam (AS) untuk mengajak umatnya (kaum Yahudi) agar melaksanakan perintah Allah, yakni melakukan ibadah pada hari Sabtu (Sabbat).

&80 x 90 Image

Perintah menghormati dan beribadah pada hari Sabtu itu terdapat pada surah An-Nahl ayat 124.

إِنَّمَا جُعِلَ السَّبْتُ عَلَى الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ

“Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya, …”

Awalnya, perintah menghormati dan beribadah pada hari Sabtu ini diikuti kaum Yahudi. Namun, mereka kemudian melanggar perintah itu setelah diuji Allah SWT, berupa ikan yang melimpah pada hari Sabtu di pinggir kota Elat (Aliat, Palestina), di teluk Aqabah di pesisir Laut Merah.

وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ ۙ لَا تَأْتِيهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

“Dan, tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air. Dan, di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” [QS Al-A’raaf (7) : 163]

Ayat serupa terdapat pada surat Al-Baqarah (2) ayat 65, An-Nisaa (4) ayat 47 dan 154, serta al-Maidah (5) ayat 60.

Beribadah pada hari Sabtu itu semula disetujui kaum Yahudi. Pada hari itu, mereka hanya diwajibkan melaksanakan ibadah (berzikir) dan meninggalkan perdagangan serta hal-hal yang bersifat keduniawian.

Menurut salah satu riwayat, perintah ibadah kepada umat Yahudi ini pada hari Jumat, namun mereka meminta agar pelaksanaan ibadah dipindah pada hari Sabtu. Mengingat pada hari Sabtu itulah, Allah selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul tersebut diterima Nabi Musa. Maka, sejak saat itu, setiap hari Sabtu diselenggarakan kewajiban beribadah kepada Allah. Dan, kegiatan ini terus berlanjut hingga datang ujian kepada mereka, yaitu banyaknya ikan di pinggir pantai, dekat kota tempat tinggal mereka.

Ujian ini rupanya membuat mereka lupa untuk melaksanakan kewajibannya beribadah kepada Allah pada hari Sabtu. Bahkan, ketika diperingatkan, mereka malah marah bahkan meminta Nabi Musa agar pelaksanaan dipindah pada hari lain, selain Sabtu. (The Best Stories of Quran, 2006, 161-162)

Peringatan sudah disampaikan berkali-kali kepada mereka oleh Nabi Musa, namun mereka tak mau menuruti juga. Akhirnya, Allah mengutuk mereka menjadi kera.

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

“Dan, sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: ‘Jadilah kamu kera yang hina’.” [QS Al-Baqarah (2) : 65, Al-A’raaf (7) : 166]

Sebagian ahli tafsir memandang bahwa perumpamaan kaum Ashabus Sabt yang dijadikan sebagai kera itu merupakan suatu perumpamaan. Artinya, hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasihat dan peringatan.

Pendapat jumhur mufassir (banyak ahli tafsir) mengenai hal ini, mereka benar-benar berupa menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.

لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

“Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu. Dan, Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.” [An-Nisa (4) : 154]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَىٰ أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا

“Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Alquran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putar ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan, ketetapan Allah pasti berlaku.” [An-Nisa (4) : 47].(*/Tian)

Loading...