KONSEP PENANGANAN SAMPAH, KETUA DPRD RUDY SUSMANTO MINTA PEMDA BOGOR BELAJAR KE SOLO
CIBINONG – Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor membuat konsep yang jelas dalam penanganan sampah.
Rudy mengatakan, dalam pengelolaan sampah, Pemkab Bogor bisa mencontoh apa yang telah diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Yang mana dalam hal ini, Pemkot Solo telah menerapkan teknologi mengubah sampah menjadi bahan baku pembangkit listrik.
“Permasalahan sampah di Kabupaten Bogor menjadi salah satu persoalan yang kita harus tangani bersama-sama. Kita bisa mencontoh daerah lain, seperti Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka membangun PLTSa,” kata Rudy Susmanto,(6/2/2024).
Rudy menyebut, pengubahan sampah menjadi bahan baku pembangkit listrik adalah sebuah langkah yang solutif.
“Persoalan sampah selesai, lingkungan menjadi bersih, dan dapat manfaat bertambahnya sumber daya listrik,” imbuh dia.
Pemkab Bogor perlu belajar bagaimana cara terbaik dalam pengelolaan sampah. Menurut Rudy, program bank sampah dan kampung ramah lingkungan yang selama ini berjalan hanya sedikit meminimalisir persoalan.
Tapi, kata Rudy, sebagai daerah yang terus berkembang, pengelolaan sampah dalam skala kabupaten harus dirumuskan.
“Penduduk kita terus bertambah, demikian juga sektor bisnis dan jasa terus berkembang dan semua menambah produksi sampah setiap hari,” katanya.
Rudy mengingatkan, Kabupaten Bogor dengan 5,4 juta penduduk tentu saja tak lepas dari persoalan sampah. Apalagi, Kabupaten Bogor bertetangga dengan Kota-Kota besar dengan pertumbuhan bisnis dan jasa yang cukup tinggi.
“Saya percaya pemerintah Kabupaten Bogor mencintai daerah ini, dan ingin melakukan yang terbaik untuk daerah yang dicintainya. Karena itu mari kita pikirkan bagaimana caranya, termasuk soal penanganan sampah yang hingga kini belum ada solusi yang jelas. Kita ingin juga Kabupaten Bogor meraih adipura karena berhasil mengelola sampahnya dengan baik,,” terangnya.
Terpisah, Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengakui bahwa masalah sampah di Kabupaten Bogor, harus ditangani dengan baik dengan keterbatasan armada yang ada. Asmawa pun terus mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera mengoperasikan TPPAS Nambo.
Asmawa Tosepu menyadari bahwa tidak semua angkutan truk sampah milik Pemkab Bogor dalam kondisi laik jalan. Dia memastikan, secara bertahap sarana dan prasarana itu akan dibenahi serta diganti dengan yang baru.
“Disamping itu, kita koordinasi terus dengan Pemprov Jabar untuk percepatan pengoperasian TPPAS Nambo. Mudah-mudahan tahun ini dapat digunakan,” kata Asmawa Tosepu, Senin 5 Februari 2024.
Menurutnya, dengan adanya bank sampah, pembuatan lubang-lubang biopori dan pengolahan dengan TPS 3 R mampu mengurangi sampah. Meski tidak signifikan, namun hal itu cukup membantu mengurangi timbunan sampah di Bumi Tegar Beriman.
“Produksi sampah sudah berkurang paling 8 persen. Tapi, bank sampah dan lainnya itu sudah bisa mengurangi 30 persen sampah-sampah yang tidak terangkut,” kata dia.
Saat ini, DLH mencatat 353 bank sampah dan 32 Eco Village dan 144 Kampung Ramah Lingkungan (KRL) tersebar di Kabupaten Bogor.
“Karena armada untuk pengangkutan sampah minim, maka kita perlu juga aksi nyata dari masyarakat untuk mengolah sampah sendiri,”tandasnya. (*/Wan)