(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Santap Ria

NASI KEBULI HIDANGAN SPESIAL SETIAP PERAYAAN MAULID NABI SAW, INI ALASANNYA

JAKARTA – Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam yang jatuh setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal dalam kalender Hijriah merupakan salah satu momen yang istimewa bagi umat Islam. Bagi warga Betawi, Maulid Nabi biasanya dirayakan dengan hidangan nasi kebuli.

Nasi kebuli memang menjadi menu wajib di setiap perayaan Maulid Nabi, terutama bagi warga keturunan Arab. Tanpa adanya nasi kebuli perayaan Maulid Nabi terasa hambar.

Namun, sajian tersebut masih kurang afdhal jika tidak dilengkapi dengan daging kambing. Itulah sebabnya, setiap peringatan Maulid Nabi, diperlukan puluhan kambing untuk dijadikan pelengkap nasi kebuli.

Seorang ulama kharismatik asal Hadramaut yang hijrah ke Indonesia, Al Habib Umar bin Hud Alattas semasa hidupnya bahkan pernah memotong 1.500 ekor kambing dan menanak sekitar 10 ton beras sebagai peringatan Maulid Nabi.

Tak heran jika acara perayaan kelahiran Nabi Muhammad sampai menyedot puluhan ribu jamaah dari berbagai penjuru, termasuk Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Meski populer di Indonesia, nyatanya nasi kebuli merupakan hidangan ala Timur Tengah bercita rasa gurih dengan aroma rempah-rempah yang begitu khas.

Nasi kebuli masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Hadramaut, Yaman pada tahun 1862 ketika Terusan Suez mulai dibuka.

Sebelum tiba di nusantara, kaum Hadrami, sebutan untuk orang Hadramaut, sempat singgah lama di Gujarat dan India.Selama waktu singgah tersebut mereka mulai menyesuaikan diri dengan budaya sekitar, termasuk mengganti kebiasaan makan roti gandum menjadi nasi basmati khas India.

Akhirnya pada abad ke-19, kaum Hadrami tiba di nusantara. Selain berdagang, mereka juga melakukan dakwah dan memperkenalkan budaya Timur Tengah terhadap warga sekitar.

Para pedagang pria yang kebanyakan datang tanpa pendamping perempuan pun mulai menikahi penduduk asli, hingga terjadi akulturasi budaya Arab dan melayu, termasuk salah satunya terciptanya nasi kebuli.

Dilatarbelakangi peleburan budaya tersebut, nasi kebuli menjadi menu populer di kalangan masyarakat Arab di Indonesia serta keturunannya, termasuk juga bagi warga Betawi, dan kerap disajikan di hari-hari besar perayaan keagamaan, seperti Maulid Nabi Muhammad.(*/Ind)

orbit

Recent Posts

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

2 minggu ago

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PASAR RAKYAT LEUWILIANG, AWAL KEBANGKITAN EKONOMI PASCA KEBAKARAN

CIBINONG - Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor resmi memulai tahap pembangunan Pasar Rakyat Leuwiliang, yang…

2 minggu ago

OKK PWI DI INDRAMAYU, PWI KABUPATEN BOGOR KIRIM PESERTA

CIBINONG - Organisasi besar wartawan akan melaksanakan Pelaksanaan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) PWI yang…

3 minggu ago

PASAR TOHAGA BERSAMA DINAS PERHUBUNGAN SINERGI TERTIBKAN PARKIR LIAR DAN PKL

BOGOR - Kepala Pasar Ciluar, Isni Jayanti menyampaikan komitmen Perumda Pasar Tohaga dalam menangani permasalahan…

1 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN RENCANAKAN PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN MELALUI KERJASAMA INVESTASI DENGAN BADAN USAHA SWASTA

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Air Minum Tirta…

2 bulan ago

17 PKL MALAM RADIUS PASAR CILUAR RESMI DI GESER

CIBINONG - Tercatat mulai 1 Mei 2025, PKL Malam Radius Pasar Ciluar menempati pelataran parkir…

2 bulan ago