(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-4827125999327211", enable_page_level_ads: true });
Categories: Asal Usul

SEJARAH BANTEN, SEJAK ZAMAN PURBA HINGGA ISLAM

Banten tidak hanya terkenal sebagai salah satu kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa Barat, atau sebagai pusat niaga setelah Malaka dikuasai Portugis pada 1511. Sejarah Banten jauh lebih kaya dari itu.

Dalam buku Ragam Pusaka Budaya Banten, para arkeolog dan sejarawan mencatat, Banten sudah ditinggali sejak zaman purba.

Salah satu buktinya adalah ditemukannya artefak berupa alat batu di situs Cigeulis, Pandeglang. Diperkirakan, alat-alat berupa kapak sederhana dari batu itu digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan.

Selain kapak, di masa selanjutnya juga ditemukan beliung persegi. Bentuk yang sama, masih digunakan suku asli Papua hingga kini.

Selain itu, juga ditemukan peninggalan semasa masyarakat Banten masih menyembah roh nenek moyang, seperti menhir. Salah satu kompleks menhir di Banten ada di sekitar lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang.

Situs bernama Sanghyang Heuleut itu berdekatan dengan arca yang dijuluki Sanghyang Dengdek.

Banten juga terpengaruh kebudayaan yang mengambil latar agama Hindu dan Buddha. Diduga, pengaruh ini sudah masuk ke Banten sebelum abad ke-5 dengan ditemukannya prasasti Munjul yang berhuruf India kuno (Palawa) dengan bahasa Sansekerta.

Isinya ternyata mengatakan, daerah Munjul menjadi salah satu daerah kekuasaan Raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara, Bogor.

Sejumlah arca juga turut ditemukan di sekitar Banten, seperti Ganesha, Siva, dan Durga yang sudah tidak utuh lagi. Ada pula arca sapi atau nandi, yang dikenal sebagai wahana atau kendaraan Wisnu, salah satu dewa dalam agama Hindu. Yang cukup unik adalah penemuan genta pendeta asal situs Salangsari di lereng Gunung Pulosari.

Genta ini terbuat dari perunggu dengan ornamen hiasan yang kaya. Tak luput juga disebutkan adanya situs Gua Pertapaan Banten Girang.

Barulah kemudian budaya bercorak Islam masuk di pesisir Banten dan meninggalkan sejumlah situs megahnya.

Selain Surosowan, Kaibon, dan Masjid Raya Banten, sejumlah situs menarik lainnya yang tak jauh dari kompleks Banten Lama adalah Masjid Kasunyatan, Masjid Pecinan, Masjid Kenari, Jembatan Rante (ini seperti Jembatan Kota Intan di daerah Kota Tua, Jakarta), situs Danau Tasikardi, wihara Avalokitecvara, dan benteng Speelwijk yang terkenal itu.(*/Tian)

orbit

Recent Posts

TIRTA KAHURIPAN APRESIASI PELANGGAN TERBAIKNYA DI HARI PELANGGAN NASIONAL

CIBINONG - Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merupakan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang…

1 minggu ago

TIRTA KAHURIPAN DUKUNG PENUH BUPATI BOGOR CUP TOUR MALSARI HALIMUN SALAK 2025

CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Bogor sukses menggelar…

1 bulan ago

PASAR RAKYAT CITAYAM DIREVITALISASI MENJADI NYAMAN DAN BERSIH BAGI PEDAGANG DAN PEMBELI

CIBINONG – Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor telah merevitalisasi Pasar Rakyat Citayam secara keseluruhan mulai…

2 bulan ago

TIRTA KAHURIPAN : KALDER AIR MANCUR, JEJAK SEJARAH DISTRIBUSI AIR BERSIH

BOGOR – Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menegaskan bahwa Kelder Air…

2 bulan ago

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN,TIRTA KAHURIPAN TINGKATKAN KEUALITAS PELAYANAN

CIBINONG – Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan kembali…

2 bulan ago

APLIKASI MYKAHURIPAN LEBIH CEPAT DAN MUDAH

CIBINONG - Kini aplikasi kepelangganan milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki fitur yang lebih…

3 bulan ago