TRIK JITU AGAR TAK MUDAH STRES DI ERA DIGITAL DAN MEDIA SOSIAL
JAKARTA – Hidup di zaman digital dan sosial media yang serba cepat membuat banyak orang stres. Tekanan sosial untuk selalu update membuat kita selalu terikat dengan gadget.
Dilansir dari stress.org, stres dapat menimbulkan sakit perut, sakit tekanan darah tinggi, depresi, insomnia, sampai melemahnya sistem imun.
Puasa Media Sosial
Media sosial memperlihatkan orang selalu bahagia dan terlihat kaya. Hal tersebut bisa memicu orang lain yang melihatnya menjadi tertekan. Keinginan untuk selalu update dan memperlihatkan segala kegiatan pada orang lain dapat memicu stres. Jumlah like dan komentar pun bisa memengaruhi kondisi psikis.
Coba tantang diri Anda untuk tidak menggunakan media sosial selama 30 hari. Rasakan perbedaannya dan coba untuk lakukan dalam jangka waktu yang lama.
“Once we minimaize that, pikiran kita jadi lebih fokus,” ujar Marissa Anita, aktris dan jurnalis yang kini sedang puasa media sosial di acara peluncuran Greatmind.id, Jakarta Pusat.
Gadget membuat kita selalu terpaku dengan kehidupan dunia maya. Tak pernah lepas dari gadget dapat menimbulkan penyakit secara fisik maupun psikis.
Gunakan waktu Anda untuk berkumpul dengan banyak orang. Anda bisa melakukan kegiatan bersama keluarga, diskusi dengan teman, maupun melakukan kegiatan sesuai hobi.
“Dengan perkembangan teknologi, social media, kita bisa pegang gadget kapan saja. Cepat itu bukan hanya ada di sekitar kita, tapi dalam batin kita pun bergerak dengan cepat. Sehingga muncul masalah sulit tidur. Tidur, tapi otaknya kerja terus,” ungkap Reza Gunawan, seorang pakar holistik, baru-baru ini.
Hidup dengan Prinsip Pelan-Pelan
Tidak apa untuk ketinggalan informasi. Tuntutan hidup cepat bisa menjadi racun bila kita terlalu fokus dengan segala yang berputar di lingkungan kita.
Kita bisa lupa akan kehadiran orang tersayang. Kita bisa lupa dengan prioritas karena merasa segalanya penting. Kita pun bisa lupa untuk merawat diri sendiri.
“Slow dalam konteks positif artinya kita punya clarity atau kejernihan. Kita bisa bedakan mana yang benar-benar penting,” sambung Reza, “Kita punya clarity, kita punya priority, kita punya fokus. Jadi kita punya kesempatan untuk recovery dari laju hidup kita.”(*/Fet)