AJAKAN BOIKOT KURMA ISRAEL JELANG RAMADHAN MENGGEMA
JAKARTA – Ajakan boikot kurma produk Israel menggema seiring dengan serangan Israel di Palestina yang masih terus berlanjut. Pemboikotan jelang bulan suci Ramadan tersebut nyatanya dikhawatirkan oleh sejumlah produsen Israel.
Media lokal Israel, Haaretz, melaporkan boikot akibat serangan Israel di Gaza mempersulit penjualan kurma Israel di pasar Eropa menjelang Ramadhan. Pasalnya, sekitar sepertiga ekspor kurma tahunan Israel dialokasikan produsen setempat untuk dijual selama bulan Ramadhan.
“Kampanye iklan senilai 550.000 USD (sekitar Rp 8,7 miliar) untuk mempromosikan kurma Medjool Israel dihentikan sebagai respons atas ketakutan pada boikot,” demikian pernyataannya.
Padahal, diketahui, pangsa pasar produsen kurma Medjool milik Israel mencapai 50 persen. Hal itu pula yang menjadikannya salah satu yang produk ekspor terbesar di dunia.
Dilansir Middle East Eye, Rabu (28/2/2024), seorang pengusaha di bidang industri kurma Israel mengaku produk bertanda ‘buatan Israel’ menahan calon pembeli dalam melakukan pembelian. Sementara, menurut penuturannya, sebagian besar kurma dijual selama Ramadhan.
“Sebagian besar kurma dijual selama Ramadan dan di mana pun mereka (komunitas muslim) bisa membeli dari orang lain, mereka akan mencoba menghukum kami,” kata dia.
Aksi gerakan Boycott, Divestment, Sanction (BDS) yang menyasar pada supermarket di Eropa turut dikhawatirkan oleh produsen kurma Israel. Pasalnya, mereka melakukan aksi penempelan stiker ‘pelaku genosida’ pada produk buatan Israel.
“Ada organisasi yang memasuki supermarket di Eropa yang menjual kurma dengan merek kami, dan menempelkan stiker di supermarket tersebut yang menyatakan bahwa pembelinya ‘berkontribusi terhadap genosida’,” cerita salah satu pengusaha kurma lainnya.
BDS adalah sebuah gerakan protes yang tidak melibatkan kekerasan global. Lewat gerakan itu berupaya melakukan boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, divestasi keuangan dari negara, dan sanksi pemerintah untuk menekan pemerintah Israel agar mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversialnya terhadap Palestina.
Boikot Kurma Israel Pernah Berhasil
Data mencatat, gerakan boikot kurma Israel pernah berhasil di Amerika Serikat (AS) sebelumnya. Hal ini dilaporkan oleh Direktur Muda Penjangkauan dan Pengorganisasian Akar Rumput untuk Muslim Amerika untuk Palestina, Taher Herzallah kepada Aljazeera.
Menurut penuturannya, organisasi Muslim Amerika untuk Palestina (AMP) memprakarsai boikot kurma Israel secara nasional pertama kalinya pada 2012 selama bulan Ramadan. Mereka berkoalisi dengan cabang organisasi di sejumlah negara bagian melalui desakan pada toko kelontong agar menyingkirkan produk kurma Israel dari rak penjualan.
Sejak itu, puluhan ribu kartu pos dan brosur telah didistribusikan ke toko-toko, masjid, dan komunitas di seluruh negara bagian. Konsumen mengikuti seruan tersebut dan boikot pun berhasil.
Data Layanan Studi Ekonomi oleh Departemen Pertanian AS menyebutkan, ekspor kurma Israel ke AS telah menurun secara signifikan sejak tahun 2015.
Sebelumnya, pada 2015-2016, sebanyak 10,7 juta kilogram kurma Israel yang masuk ke pasar AS. Namun, hanya 3,1 kilogram kurma Israel yang terjual pada tahun selanjutnya yakni, penjualan 2017-2018.(*/Dy)