Histori

INI RAJA MANSA MUSA, MUSLIM TERKAYA SEPANJANG MASA

visit indonesia

Raja Mansa Musa adalah penguasa Afrika Barat yang hidup pada abad ke-14. Ia adalah raja yang sangat kaya sekaligus muslim yang beriman.
Dikabarkan BBC, sebagaimana diungkap Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California, menggambarkan betapa kayanya Mansa Musa.

&80 x 90 Image

“Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu,” ungkap Rudolph Butch Ware.

Banyak sejarawan yang memperkirakan kekayaan Mansa Musa. Pada 2012, situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa berada di angka US$400 miliar atau sekitar Rp5,72 kuadriliun. Meskipun ditemukan angka perkiraan, namun sejarawan ekonomi satu suara bahwa kekayaannya tak mungkin dinominasi ke dalam angka.

Raja yang Hidup pada 1280-1337
Mansa Musa adalah seorang raja yang hidup di tahun 1280-1337. Saking kayanya, jumlah hartanya tidak bisa digambarkan dengan apapun.
Mansa Musa naik takhta menggantikan sang kakak, Mansa Abu-Bakr yang memerintah Kerajaan Mali hingga tahun 1312. Mansa Musa resmi bergelar raja setelah sang kakak memiliki rencaana besar mengarungi Samudera Atlantik.

Mansa Abu Bakr berangkat ditemani ribuan rakyatnya dengan mengendarai 2.000 kapal. Sayangnya, rombongan ini tidak pernah kembali lagi. Demikian menurut sejarawan Suriah, Shibab al-Umari.

Di bawah kepemimpinan Mansa Musa, Kerajaan Mali berkembang dengan sangat pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru pada masa itu, termasuk Timbuktu.

Kerajaan yang Menguasai Banyak Kekayaan
Saking besarnya wilayah kekuasaan Kerajaan Mali, Mansa Musa layak dijuluki sebagai raja yang sangat amat kaya.

Menurut British Museum, Kerajaan Mali memiliki hampir separuh jumlah emas yang beredar di kawasan Dunia Lama, negeri-negeri di Afrika, Asia dan Eropa. Besarnya wilayah kekuasaan Mansa Musa, maka otomatis seluruh sumber daya alam berada di bawah kekuasaannya.

Kathleen Bickford Berzock, seorang spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern mengatakan, “Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia (Mansa Musa) memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut.”

Raja Mansa Musa Berhaji
Mansa Musa adalah raja yang memeluk Islam. Ia dikenal sebagai sosok muslim yang taat beragama.

Pada jelang musim haji, Mansa Musa menuju ke Makkah melalui Gurun Sahara dan Mesir. Ia berniat menunaikan ibadah haji.

Mansa Musa turut mengajak rakyatnya dalam perjalanan ini. Ia diketahui membawa rombongan yang terdiri dari 60.000 orang.

Rombongan ini termasuk para pejabat kerajaan seperti hakim, pasukan tentara, pedagang dan pada budak. Rombongan ini juga membawa unta sebagai tunggangan, ribuan sapi dan kambing sebagai bekal persediaan makanan.

Puluhan ribu orang yang bergerak bersamaan ini sekilas tampak seperti sebuah kota yang sedang berjalan. Rombongan ‘Raja Terkaya’ ini juga turut membawa banyak perhiasan dan harta berupa emas murni.

Kisah Kairo Kebanjiran Emas Mansa Musa
Perjalanan haji Mansa Musa melintasi Kairo. Di sini terjadi kisah penting yang kemudian tercatat dalam sejarah.

Karena membawa perbekalan emas yang sangat banyak, Mansa Musa dengan gampang membagikan emas kepada warga Kairo. Ia singgah di kota ini selama tiga bulan tetapi menghancurkan perekonomian kota ini selama 10 tahun.

Kehadiran Mansa Musa membuat harga emas anjlok.

Lucy Duran dari School of African and Oriental Studies di London mencatat bahwa para penghibur Mali, yang merupakan pendongeng balada sejarah, khususnya, marah terhadap Mansa Musa.

“Ia membagikan terlalu banyak emas sepanjang perjalanan hingga para penghibur tak mau memuja-mujinya lagi dalam nyanyian mereka karena mereka berpikir bahwa ia menghambur-hamburkan sumber daya alam lokal di luar kerajaan,” ujarnya.

Perjalanan haji Mansa Musa kemudian menjadi bagian dari sejarah. Kedermawanannya membagikan emas membuat Mansa Musa dan Kerajaan Mali dikenal luas.

Pada abad ke-19, orang-orang dari berbagai penjuru mendatangi Timbuktu. Mereka ingin membuktikan mitos kota emas yang hilang di ujung dunia. Hal itu masih terus berlangsung, bahkan 500 tahun sejak Mansa Musa berkuasa.

Peran Mansa Musa dalam Dunia Pendidikan
Mansa Musa kembali dari Mekah bersama sejumlah cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan penulis puisi sekaligus arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, yang dikenal sebagai perancang Masjid Djinguereber yang terkenal.

Masjid Djinguereber dibangun pada 1327.

Mansa Musa juga banyak berperan dalam bidang seni, sastra dan pendidikan. Ia membangun banyak sekolah, perpustakaan dan masjid.

Timbuktu berubah menjadi pusat pendidikan dan banyak orang berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk belajar di tempat yang kini dikenal sebagai Universitas Sankore.

Mansa Musa dikabarkan meninggal dunia pada 1337 di usia 57 tahun. Kerajaannya ini kemudian diwariskan kepada anak-anaknya.

Sayangnya, anak-anak Mansa Musa tidak bisa menjaga kerajaan seperti sang ayah. Kedatangan bangsa Eropa ke Afrika menjadi titik akhir kehancuran kerajaan Mali.(*/Fa)

Loading...