KISAH BRATALEGAWA, DIYAKINI SEBAGAI PRIBUMI YANG PERTAMA KALI KE BERHAJI
Tidak banyak catatan sejarah yang mengungkap sejarah pribumi pertama yang berangkat ke Makkah untuk berhaji. Namun ada sumber yang menjelaskan bahwa orang Nusantara yang pertama kali ke Makkah adalah Bratalegawa.
Bratalegawa diyakini telah menginjakkan kaki di Makkah pada tahun 1350-an. Beberapa sumber juga mengklaim bahwa ia menjadi orang Nusantara pertama yang berangkat haji.
Merangkum arsip detikX, Bratalegawa adalah putra Raja Galuh, Mangkubumi Suradipati (Prabu Bunisora, yang dikenal dengan julukan Kuda Lalean).
Kerajaan Galuh sendiri berada di Ciamis, Jawa Barat. Kerajaan ini eksis di tahun 1272 Saka atau 1300-an M.
Bratalegawa lahir dan tumbuh di tengah lingkungan kerajaan. Namun, seiring beranjaknya usia, ia justru lebih senang dengan kehidupan berniaga. Ia pun dikenal sebagai saudagar kaya.
Sebagai anak raja, Bratalegawa memiliki ‘privilege’ untuk menguasai materi dan akses. Ia dikenal memiliki banyak kapal dagang, perhiasan dan berbagai aset berupa properti.
Sebagai seorang saudagar, Bratalegawa tak asing dengan aktivitas berlayar. Kapal dagangnya berlayar membelah samudra dan diketahui mampu berlayar hingga ke Pulau Sumatera, Malaka, China, India, Persia hingga ke Semenanjung Arab.
Dengan pengalaman menjelajah yang luas, Bratalegawa mampu memiliki relasi yang banyak dan dari berbagai kalangan.
Jauh sebelum para pribumi Nusantara berangkat haji dengan kapal-kapal besar, ternyata Bratalegawa telah menginjakkan kakinya di Tanah Suci.
Perjalanan niaganya membawa Bratalegawa tiba di Gujarat (India), ia menikah dengan perempuan bernama Farhana. Farhana adalah putri seorang saudagar kaya Gujarat yang beragama Islam.
Bersama sang istri, ia berlayar menuju Arab, termasuk singgah di Arab Saudi. Ada sumber yang mengatakan selama di Arab Saudi ini Bratalegawa sempat menunaikan haji di Makkah.
Tak hanya singgah sebentar, ia juga sempat tinggal untuk menimba ilmu di Makkah. Ia bahkan diyakini mengganti namanya menjadi Haji Baharuddin al-Jawi.
Sepulangnya dari Makkah, Bratalegawa kembali ke tanah kelahirannya di Ciamis. Masyarakat sekitar lantas mengenalnya dengan sebutan Haji Purwa Galuh.
Beberapa sumber literasi menjelaskan kisah tentang Bratalegawa. Buku-buku ini merujuk pada beberapa naskah kuno dari negeri Pasundan, seperti Carita Parahiyangan dan Naskah Pangeran Wangsakerta.
Kisah Orang Nusantara yang Berhaji pada 1500-an
Setelah Bratalegawa, menyusul orang-orang Nusantara lainnya yang juga bertolak ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Sejarah mencatat, pada 1500-an, orang-orang Nusantara bisa dijumpai di Makkah.
Merangkum buku Historiografi Haji Indonesia karya M Saleh Putuhena dijelaskan bahwa pria asal Roma, Italia bernama Ludivico Varthema pernah masuk Makkah pada 1503. Ia menyebutkan, di Makkah terdapat orang-orang dari Lesser East Indies (India Timur Kecil/Nusantara). Sedangkan penyelidik rempah-rempah asal Portugis bernama Diego Lopesde Sequeira melihat orang Nusantara yang menumpang kapal dagang dari Jawa, Malaka, Aceh, dan Madagaskar menuju Jeddah pada 1508-1534.
Dahulu orang-orang Nusantara tidak mengkhususkan niat untuk berhaji ke Makkah. Mereka turut dalam kapal dagang yang berlayar mengarungi samudra dan singgah di beberapa negara, termasuk salah satunya Arab Saudi.
Ketika tiba di Saudi, para muslim Nusantara ini menyempatkan untuk singgah dan menjalani ibadah haji. Itulah yang menjadi alasan mengapa tidak ditemukan catatan sejarah terkait keberangkatan haji pertama orang-orang Nusantara.(*/Da)