Asal Usul

JEJAK ISLAM DI NEGARA MAYORITAS KATOLIK , POLANDIA

visit indonesia

Polandia merupakan salah satu negara di kawasan Eropa Timur yang 90% penduduknya memeluk agama Katolik. Yohanes Paulus II, salah satu Paus yang memegang kekuasaan terlama, yaitu dari tahun 1978 hingga 2005, berasal dari Wadowice, Polandia. Masyarakat Polandia pun hingga saat ini masih memegang erat nilai-nilai Katolik dan menjalankan ibadah keagamaan secara teratur.

&80 x 90 Image

Namun siapa sangka, di negara tersebut jejak agama Islam dapat ditemukan sejak abad ke-14 hingga saat ini.

Konon agama Islam dibawa oleh bangsa Tatar yang berasal dari Mongolia. Saat itu, bangsa Tatar ikut mempertahankan Polandia, sehingga Pangeran Witold yang berkuasa pada saat itu mengizinkan suku Tatar tinggal dan menetap di Polandia.

Suku Tatar pun telah melakukan asimilasi dengan penduduk lokal dan menghasilkan generasi Tatar yang berkebangsaan Polandia dan beragama Islam.
Jejak awal Islam dapat dengan mudah terlihat di daerah Podlaskie, yaitu dengan adanya masjid di Bohoniki yang didirikan tahun 1679 dan merupakan salah satu masjid tertua di Eropa.

Selain itu juga terdapat masjid di daerah Kruszyniany dan pemakaman muslim di Bohoniki. Saat ini masjid tersebut telah berubah fungsi menjadi objek wisata baik oleh sesama muslim maupun non muslim untuk saling mengerti dan memahami agama Islam.

Saat ini jumlah penduduk Polandia yang beragama Islam tercatat sekitar 30 ribu atau 0,1% dari total penduduk sebesar 38 juta. Selain suku Tatar, penduduk muslim Polandia juga berasal dari para imigran yang memasuki Polandia pada tahun 1990an. Para imigran tersebut berasal dari negara seperti Yugoslavia, Afghanistan, Pakistan dan lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini pun terdapat masjid di beberapa kota besar Polandia, termasuk salah satunya di Warsawa yang merupakan ibu kota negara tersebut. Di Warsawa sendiri terdapat dua masjid besar yang secara rutin menjalankan kegiatan ibadah keagamaan.

Selain menjadi tempat beribadah, masjid juga dapat dikunjungi oleh masyarakat non muslim untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Di hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, pemeluk agama Islam yang tinggal di sana termasuk masyarakat Indonesia berkumpul untuk menjalankan ibadah dan bersilaturahmi satu sama lain. Begitu indahnya kebersamaan dalam perbedaan, bukan? (*/Ndo)

Loading...