KAWASAN SITUS BATU LONCENG, ADA BATU KUJANG JUGA MILIKI DAYA MAGIS
BANDUNG – Di Desa Batu Loceng, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terdapat Batu Kujang. Seperti namanya, batu tersebut memang mirip dengan pegangan kujang, atau senjata khas Jawa Barat yang memiliki bentuk yang khas.
Batu Kujang itu menancap ke tanah, dengan batu berbentuk pegangan tanah yang menyembul ke atas setinggi kurang lebih 1,5 meter. Mitosnya, batu yang berada di kawasan situs Batu Loceng itu memiliki daya magis.
Ceritanya, Batu Kujang akan bergeser condong turun ke bawah saat Indonesia ditimpa musibah besar atau terjadi pergantian kepala negara.
“Dulu sempat bergerak saat terjadi di era Reformasi atau saat tsunami, tapi ya mungkin saat itu ada gempa atau faktor alam lainnya jadinya tergeser ke bawah,” kata Maman (60), juru kunci situs Batu Loceng saat ditemui detikcom belum lama ini.
Keberadaan Batu Kujang ini, tak lepas dari rekam jejak putra mahkota Kerajaan Sunda Galuh, Prabu Ciung Wanara atau Sunan Margataka, yang bersembunyi ke wilayah Batu Loceng.
Sunan Margataka tak hanya bersembunyi, tapi juga membuka padepokan dan menerima murid untuk belajar agama Islam.
Petilasan berupa Batu Kujang itu ditemukan pada abad ke-16 saat pemerintah kolonial Belanda membuka lahan untuk penanaman kopi.
Di sana ditemukan sebuah makam yang dipercaya merupakan petilasan Ciung Wanara dengan panjang 4,5 meter dengan kepala yang mengarah ke timur.
“Ukuran makamnya saja sebesar ini, ada cerita kalau kujang raksasa ini digunakan (Sunan Margataka) dan tertancap di tanah,” kata Maman.Di samping bangunan Batu Kujang, di situs itu juga terdapat batu berbentuk lonceng dengan nama Jabang Bayi Gada Sewu Liman yang kini telah dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang lebih kecil.
Batu tersebut berdiameter 30 sentimeter dengan tinggi 50 sentimeter. Menurut Maman, saat zaman penjajahan Jepang dan Belanda, ada mitos dipercaya masyarakat.
Batu tersebut akan mengeluarkan bunyi peringatan yang hanya bisa didengar oleh penduduk Suntenjaya saat musuh menggempur.
Di luar situs terdapat beberapa kuburan mantan kepala desa Suntenjaya dan juru kunci Batu Loceng. Kuburan itu hanya ditandai batu yang berselimutkan lumut yang tebal.
“Ada yang datang ke sini untuk berdoa, tapi hakikatnya bukan meminta kepada kuburan, tapi bermunajat kepada Allah untuk meminta berkahnya,” ungkapnya.(*/Ndo)