MENIKAHI PERAWAN ATAU JANDA, INI PERBEDAANNYA
JAKARTA – Pernikahan adalah upacara pengikatan janji yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.
Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu.
Apakah kalian pernah berpikir bagaimana kalau menikah dengan yang statusnya janda, apakah sama dengan pernikahan dengan statusnya perawan. Yuk kita simak apa saja sih perbedaan hak perawan dan janda soal akad nikah.
1. Janda
Ketika seorang perempuan statusnya adalah janda, maka dia harus bersuara untuk dirinya sendiri dalam akad nikah. Dia harus menyampaikan pendapatnya apakah dia bersedia menikah dengan seseorang yang dicalonkan bagi dirinya ataupun tidak.
Dalam hal ini, suaranya lah yang paling menentukan kelangsungan akad nikah. Dia diposisikan sebagai pihak yang bisa menentukan nasibnya sendiri
2. Perawan
Berbeda halnya dengan perawan. Wali bisa memaksanya untuk menikah dengan lelaki yang baik baginya, selama tidak ada bahaya. Muktamar ke-5 NU di Pekalongan pada tanggal 7 September 1930 yang menyinggung soal ini berpendapat bahwa tindakan wali semacam itu adalah makruh alias tidak dianjurkan.
Ketika mudarat timbul akibat paksaan tersebut, hukumnya bisa berubah menjadi haram. Tetap disunnahkan untuk menanyakan pendapat si anak perawan tentang rencana pernikahannya, dan jika dia diam maka hal tersebut menunjukkan persetujuannya.
Jadi untuk perbedaan hak perawan dengan janda soal akad nikah ialah hanya persetujuannya tentang calon yang akan menikahinya. Bila perawan meminta persetujuan dengan wali, berbeda halnya dengan janda yang mempunyai peranannya sendiri dalam memilih calonnya sendiri yang tak harus meminta persetujuan terlebih dahulu dengan wali.(*/Lang)