Histori

SIAPAKAH YA’JUJ DAN MA’JUJ DAN BAGAIMANA CIRINYA?

visit indonesia

Penyebutan Ya’juj dan Ma’juj sebagai tanda besar datangnya hari kiamat telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Dalam Al-Qur’an diyatakan Ya’juj dan Ma’juj ini adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi.

&80 x 90 Image

Ada banyak dalil yang dapat dikaji secara literatur ilmiah. Namun, saya hanya sebutkan satu ayat dan hadis di antara banyak ayat dan hadis Nabi mengenai ciri-ciri fisik Ya’juj dan Ma’juj tersebut.

Al-Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah, sedangkan jari tangan beliau dibalut dengan perban, karena tersengat kalajengking, lalu beliau bersabda:
إِنَّكُمْ تَقُوْلُوْنَ لاَ عَدُوَّ، وَإِنَّكُمْ لاَ تَزَالُوْنَ تُقَاتِلُوْنَ عَدُوًّا حَتَّـى يَأْتِيْ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ، عِرَاضُ الْوُجُوْهِ، صِغَارُ الْعُيُوْنِ، شُهْبُ الشَّعَافِ، مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُوْنَ، كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ

“Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Ya’juj dan Ma’juj; Bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.” (HR. Ahmad 5: 271)

Dalil Al-Qur’an yang membicarakan Ya’juj dan Ma’juj tersebut pada firman Allah Ta’ala:
حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ (97)

“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir.”

(Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya’: 96-97).

Adapun ciri-ciri mereka yang dijelaskan dalam berbagai hadis, yaitu mereka menyerupai orang-orang yang sejenis dengan mereka dari kalangan bangsa Turk. Mereka orang-orang non Arab yang tidak fasih bicaranya, dan bangsa Mongol, matanya sipit, berhidung pesek, berambut pirang, berdahi lebar, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, bentuk tubuh dan warna kulit mereka mirip bangsa Turk.

Dapat kita uraikan ciri-ciri fisik mereka, sebagai berikut:

1. Bicara Mereka Tidak Fasih.
Menurut standar penilaian orang Arab bahwa bahasa yang paling fasih adalah bahasa Arab, sebab kajian secara Fonemologi dan Phonemologi, huruf-huruf hijaiyyah yang digunakan bangsa Arab terdengar sangat jelas dan sesuai tempat dan sifat keluarnya bunyi suara.

Bahasa orang Asia atau bangsa Afrika dinilai mereka tidak fasih dalam standar ilmu bunyi suara “sound vocal” bagi bangsa Arab.

Seperti contohnya, bangsa Arab menyebut suku Amazighi di Afrika Utara sebagai bangsa “Ber-ber”, disebabkan bunyi bahasa yang mereka ucapkan tidak jelas, seperti bunyi “Berberberber” atau suara yang menyerupai kebisingan angin ribut. Apakah ada kemiripin dengan bahasa Mandarin atau bahasa China atau bahasa lainnya di Asia? Wallahu A’lam.

2. Bangsa Mongol.
Jika hadis itu merujuk pada satu bangsa, bangsa Mongol atau Tartar, misalnya, maka dalam sejarahnya mereka memang pernah memporak-porandakan peradaban Islam di Baghdad, sehingga banyak karya-karya para ulama dan sarjana muslim yang dibakar dan dibuang oleh mereka.

Apakah masih ada hubungannya dengan bangsa Asia yang sedang sangat berambisi menguasai dunia saat ini dan melakukan pembantaian terhadap umat Islam? Wallahu A’lam.

3. Bermata Sipit.
Hadis ini jelas menyebutkan ciri-ciri fisik genetik secara spesifik yang merujuk pada bangsa yang bermata sipit dan berkulit putih. Apakah itu bangsa China? Wallahu A’lam.

4. Berdahi Lebar.
Dahi lebar biasanya menunjukkan pada semiotika tentang pertanda kecerdasan dan kepintaran. Apakah lagi-lagi yang dimaksudkan bangsa China? Wallahu A’lam.

5. Wajah Mereka Seperti Tameng yang Dilapisi Kulit.
Istilah bahasa yang dipergunakan oleh Nabi bisa jadi mengandung tafsiran semiotika yang mengandung makna yang bersifat simbolik. Wajah yang seperti tameng, boleh jadi menunjukkan karakter mereka yang tidak pemalu, tidak minder, dan pekerja keras.

Selain istilah kulit, bisa jadi merujuk pada sifat kulit yang berwarna putih pucat sebagaimana sifat kulit hewan yang disamak dan kemudian dipergunakan pada tameng perang.

Takwil lainnya, bisa jadi juga bahwa apa yang mereka tunjukkan di permukaan, bukanlah seperti apa yang tersimpan di dalam hati sesungguhnya. Karena itu, maka berhati-hatilah atas tipuan mereka.

6. Mereka Datang dari Berbagai Arah.
Kita ketahui bersama bahwa bangsa di dunia yang paling besar tingkat penyebarannya adalah bangsa China. Mereka datang dari segala arah, boleh jadi mereka merupakan bangsa yang suka berpetualang dan melakukan invasi, baik secara perdagangan, invasi ekonomi, hingga militer. Wallahu A’lam.

7. Semiotika Tembok.
Jika kita merujuk pada ayat 96 pada surah Al-Anbiya itu di dalam Al-Qur’an, maka di sana disebutkan kata “Tembok”. Begitu pula jika kita merujuk pada surah Al-Kahfi, maka kita akan temukan keywordnya “tembok”, sebagaimana yang dikisahkan permintaan mereka terhadap Dzulqurnain untuk melindungi negeri dan bangsa mereka.

Meskipun tafsiran di atas masih memiliki beragam versi tafsiran dalam kajian tafsir para ulama mufassirin, tapi kita masih bisa menemukan korelasinya dalam tafsiran kontesktual. Bukankah Al-Qur’an bersifat relevan sepanjang zaman. Yashluh likulli azman wa amakin?

Istilah ‘tembok’ bisa jadi bermakna hakiki yang merujuk pada ‘Tembok China’ atau tembok dalam makna majazi yang berarti bahwa bangsa itu memang senang membangun peradaban guna mempertahankan tradisi peradaban nenek moyang mereka. Wallahu ‘alam.(*/Dan)

Loading...