Histori

KISAH DAKWAH NABI IDRIS AS, BUKTIKAN KEKUASAAN ALLAH DENGAN AKHIRI KEMARAU

visit indonesia

Nabi Idris AS adalah keturunan keenam dari Nabi Adam Alaihissalam. Ia merupakan putra dari Qabil dan Iqlima, putra dan putri Nabi Adam Alaihissalam.

&80 x 90 Image

Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan Nabi Idris untuk mengajak seluruh umat manusia berjalan di atas kebenaran. Saat itu dia adalah manusia pertama yang menerima wahyu lewat Malaikat Jibril ketika dirinya berusia 82 tahun.

Sebagaimana dikutip dari akun Youtube Channel Islami, Rabu (22/7/2020), ulama asal Malang, Jawa Timur, Ustadz Abdullah Hadrami menceritakan bahwa Nabi Idris merupakan seorang nabi yang giat, kreatif, dan jujur. Ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Idris.

Nabi Idris sangat taat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan Allah Ta’ala. Hal itu menjadikan Nabi Idris semakin mulia di hadapan Allah Ta’ala sehingga Allah menyebut nama Nabi Idris di Ayat 56 dan 57 Surah Maryam.

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad, kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Surat Maryam: 56–57)

Nabi Idris memiliki akhlak yang sangat agung, baik, mulia, dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi di antara kaumnya. Beliau dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala karena memang orang yang sangat baik. Nabi Idris selalu menyebarkan keadilan dan dikenal dengan kehormatannya.

Nabi Idris diutus oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk menyebarkan dakwah dan menegakkan tauhid agar semua manusia beribadah kepada Allah Ta’ala. Sungguh giat Nabi Idris dalam berdakwah, bahkan pernah meminta kepada Allah Ta’ala untuk memanjangkan usianya agar tetap bisa menyampaikan dakwah lebih banyak karena masih banyak negeri yang belum didatangi.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir yang menjadi tempat berdakwah untuk menegakkan agama Allah Subhanahu wa ta’ala, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah Ta’ala serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.

Terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia melupakan Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga Allah Ta’ala menghukum manusia dengan kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk mengakhiri hukuman tersebut.

Allah Subhanahu wa ta’ala mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan. Namun, bukti ini tidak cukup membuat masyarakat mengikuti Nabi Idris dan kembali pada jalan yang benar. Kendati demikian, Nabi Idris tetap sabar untuk berdakwah.

“Yang diminta Allah hanya satu, kamu ibadah kepada Allah dan kamu tidak menyekutukan Allah. Kalau kita telah melakukan itu, maka kita menjadi orang yang beruntung, yang sukses di dunia dan akhirat,” jelas Ustadz Abdullah Hadrami.Sesungguhnya, kemuliaan seorang hamba ialah dengan beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apa pun. Jika seorang hamba semakin menambah ketundukan dan peribadahannya, maka semakin bertambah pula kesempurnaan dan derajatnya.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS An-Nisa’ (4): 36).(*/Tian)

Loading...