UMAR BIN KHATTAB, PEMUDA QURAISY MASUK ISLAM KARENA TERSENTUH AYAT ALQURAN

Nama Umar bin Khattab bukanlah sosok asing bagi umat muslim. Diberi julukan singa padang pasir, sosok garang ini dikenal bersifat keras dan ahli memainkan pedang. Sifat tegas dalam dirinya terus terbawa hingga ia memeluk agama Islam.

Terlebih dengan perawakannya yang besar, Umar menjadi sahabat Nabi yang begitu ditakuti, baik dari kalangan manusia hingga jin dan setan. Terkait hal ini bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wahai Ibnu Al Khattab, Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya. Sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui,”.
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari Umar.” (HR. Tirmidzi).
Alasan ditakutinya Umar bin Khattab oleh jin dan setan tak lain karena keyakinan dan keberaniannya yang begitu membara. Sebelumnya, ia dikenal sebagai petinggi kaum Quraisy yang begitu ditakuti. Ia bahkan memiliki kedekatan dengan Amr bin Hisyam bin Mughirah alias Abu Jahal. Keduanya akan sangat membela dan melindungi apa yang diyakininya.
“Kedua orang ini punya prinsip (Umar bin Khattab dan Abu Jahal) sangat berpengaruh, kalau sudah berpegang pada satu hal, mau itu salah atau benar maka akan dipertahankan sampai mati,” ucap pendakwah Ustadz Khalid Basalamah dalam ceramahnya, dikutip dari channel YouTube, Khalid Basalamah Official.
Suatu ketika, diceritakan bahwa terdapat seorang ibu bernama Ummu Abdillah, yang berasal dari suku yang sama dengan Umar. Ummu Abdillah telah memeluk agama Islam, dan menjadi salah satu orang yang berencana pergi keluar dari Makkah untuk menghindari siksa dari kaum Quraisy. Kala itu, Umar sedang berjaga malam di sekitaran pintu masuk Makkah.
Baca juga: Baca Sholawat Ini Sekali Seumur Hidup, Dijamin Dapat Syafaat Rasulullah
Saat berkeliling, tepat di Gunung Abi Qubais, ia terkejut karena melihat Ummu Abdillah yang sedang berlarian turun gunung seraya menggendong anaknya yang masih kecil. Lantas Umar langsung menanyakan apa yang dilakukan Ummu Abdillah.
“Ummu Abdillah menjawab, ‘kami heran dengan kalian Quraisy, kami mau beriman kepada Allah kalian larang, ibadah di Makkah tidak boleh, bahkan pergi dari Makkah pun juga dilarang. Jadi terpaksa saya naik gunung, karena kalau saya melewati pintu gerbang kamu akan bunuh saya.’ Di sini ternyata berhasil membuat Umar kaget, tiba-tiba Umar melunak (hatinya). Tiba-tiba saja dia (Umar) mengatakan semoga keselamatan bersamamu Ummu Abdillah,” kata Ustadz Khalid.
Lebih lanjut, Ustadz Khalid Basalamah menceritakan Umar yang tak henti-hentinya berpikir mengenai agama Islam sejak melihat perilaku Ummu Abdillah.
Singkat cerita, keesokannya Umar langsung berniat membunuh Rasulullah, siap dengan pakaian perang dan pedang panjangnya, dengan alasan bahwa beliaulah yang menciptakan perpecahan di Makkah. Di perjalanan ia ditanya oleh seorang sahabat Nabi yang sembunyikan keislamannya dan menanyakan hendak kemana Umar dengan berpakaian lengkap mau perang.
Mendengar ungkapan niat Umar, sahabat ini mengatakan, “Mengapa kau urus Muhammad? Adikmu (Fatimah) dan adik iparmu (Said bin Zaid) sudah masuk agamanya Muhammad.” Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Umar mengurungkan niatnya yang gencar mendatangi Rasulullah. Mendengar jawaban sahabat itu, Umar terkaget karena mengetahui adiknya telah lepas dari Quraisy dan masuk Islam. Pergilah Umar mendatangi adik dan adik iparnya.
Ternyata, Fatimah dan Said sedang belajar Alquran. Lantas Umar langsung mendobrak pintu dan menanyakan apa yang barusan ia dengar. Fatimah menyanggahnya bahwa tidak terjadi apa-apa.
Rasa penasaran mengantarkannya pada keinginan untuk ditunjukkan tentang Alquran. Namun Fatimah mengatakan bahwa Umar harus membersihkan diri dengan mandi terlebih dahulu agar hilang najisnya. Setelahnya, sudah dalam keadaan bersih, Umar membaca surat Thaha, dan seketika ia tersentuh. Umar yang biasa bersuara keras langsung menurunkan tensi suaranya.
“Umar mengatakan “Tunjukkan saya di mana rumah Muhammad”. Sahabat Nabi yang mengajar Alquran tadi keluar, “Saya tunjukkan sama kamu.” Dia tahu bahwa orang ini (Umar) sudah lunak hatinya,”
“Waktu Umar datang ke tempat Rasulullah, dilihatlah Umar langsung tundukkan matanya. Rasulullah SAW meghampiri Umar, lalu menggoncang pundaknya, dan berkata, “Hai Ibnu Khattab, belum tibakah saatnya kau tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya?” Umar terdiam.
Diulanginya lagi pertanyaan yang sama hingga Umar jatuh berlutut di depan Nabi, digoncang ketiga kalinya, lalu seketika Umar langsung bersyahadat, “Asyhadu alla ilaaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammadar Rasullullah”. Semua orang langsung takbir,” jelas Ustadz Khalid Basalamah.
Setelah masuk Islam, Umar begitu istiqomah dalam menjalankan kehidupannya sebagai seorang umat muslim. Keyakinannya pada Allah Ta’ala dan agama Islam sudah tak tergoyahkan meski terdapat rintangan besar yang menghadangkan. Salah satunya ditunjukkan ketika ia baru saja masuk Islam.
Dengan berani ia memberitahu kaum Quraisy bahwa dirinya telah memeluk agama yang sama dengan Nabi Muhammad. Padahal, kebanyakan orang memutuskan untuk secara sembunyi masuk Islam lantaran mereka takut akan disiksa jika ada yang mengetahuinya.
Lalu, ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, diantara banyaknya umat muslim yang bepergian secara diam-diam, Umar justru mengatakan niat hijrahnya pada semua orang. Ia bahkan menantang jika ada yang berani menghalanginya maka harus siap untuk kehilangan nyawa.
Jiwa petarung yang dimilikinya membuat tak seorang pun yang berani melawan Umar. Ini bukanlah sifat sombong, namun Umar dengan lantang nan berani sengaja melakukannya untuk membuktikan bahwa keyakinannya kepada Allah Ta’ala.
Umar ibnu Khattab adalah satu dari 10 sahabat Rasulullah yang mendapat jaminan surga oleh Allah. Saking karibnya dengan Nabi, makam Sayyidina Umar terletak berdampingan dengan makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah.(*/Fir)