MENGENAL KENDO, SENI OLAHRAGA PEDANG ASAL JEPANG

JAKARTA – Jika kamu merupakan penggemar seni beladiri dari Jepang, pasti Kendo tidak asing di telinga. Kendo adalah salah satu seni olahraga tertua yang berasal dari tradisi Budo, Jepang.

Oleh karena itu, Kendo bukan hanya sekedar olahraga pedang yang mengandalkan fisik saja, melainkan juga mengajarkan filosofi yang diwariskan oleh ajaran Budo, yaitu berupa pengendalian jiwa, pendirian positif, serta cara menghormati antar satu sama lain.
Mengenal Kendo, Seni Olahraga Pedang Asal Jepang
Di era sekarang ini, Kendo memiliki aturan sendiri sebagai salah satu aliran olahraga. Gaya pertarungannya one by one dan harus saling menunduk satu sama lain sebelum memulai pertandingan dengan cara mengambil tiga langkah ke depan terlebih dahulu. Setelah wasit memberi aba-aba, maka permainan dapat dimulai.
Area pertarungannya berbentuk persegi (bisa juga persegi panjang) dengan ukuran 9-11 meter per sisi. Satu pertandingan olahraga pedang ini memerlukan waktu sekitar 4 menit dengan adding time 3 menit.
Adapun perlengkapan Kendo antara lain :
Men, yaitu kepala pelindung atau helm dan bahu
Do, yaitu pelindung dada
Kote, yaitu sarung tangan
Taret, yaitu pelindung perut
Kendogi (pakaian kendoka), yaitu kain tebal yang berguna untuk melindungi tubuh dari serangan
Tenugui, yaitu kain seperti syal yang diikatkan pada kepala dan membantu menyerap keringat agar tak menetes di mata
Pedang, terdiri dari shinai dan bokken. Shinai merupakan senjata utama Kendo, sedangkan Bokken berbentuk seperti katana
Di dalam olahraga pedang Kendo sendiri terdapat serangan-serangan dasar, yaitu :
Men
Serangan ini ditujukan ke kepala lawan dan merupakan teknik paling dasar dalam Kendo
Kote
Kote merupakan serangan yang ditujukan ke tangan kanan lawan dan merupakan teknik kedua yang diajarkan pada Kendoka setelah Men
Do
Do adalah serangan yang ditujukan ke arah perut lawan dan merupakan teknik yang paling sulit bila dibandingkan dengan teknik serangan lainnya
Tsuki
Serangan ini merupakan serangan yang sangat krusial dan harus dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya Tsuki merupakan tusukan ke arah leher lawan dan hanya bisa dilakukan oleh Kendoka tingkat menengah. Bahkan, jika Kendoka menengah meleset melakukannya, serangan ini juga bisa berakibat fatal, apalagi jika dilakukan oleh pemula.
Seorang Kendoka perlu mengembangkan serangkaian teknik tersebut menjadi gerakan khusus yang dapat menjatuhkan lawan. Sayangnya waktu dan latihan yang dibutuhkan sangat berat dan lama. tak ayal, banyak Kendoka yang memutuskan berhenti dari seni olahraga pedang asal Jepang ini. Hal inilah yang menyebabkan Kendo memerlukan kesabaran yang ekstra dibandingkan mengikuti olahraga-olahraga lainnya. Tapi bukan berarti menjadi Kendoka yang handal adalah mustahil. Semua usaha pasti tidak akan mengkhianati hasil.(*/Di)