KISAH KHALID BIN WALID TIDAK MEMPAN DIRACUN

Inilah Panglima perang yang tak pernah terkalahkan dalam peperangan. Khalid bin Walid Radhiyallahu ‘anhu (585-642) adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ia dijuluki Saifullah Almaslul atau pedang Allah yang terhunus. Dia merupkan panglima perang yang ahli dalam strategi militer.
Di bawah kepemimpinan militernya, jazirah Arab bersatu dalam dalam kekhalifahan.
Selama memimpin pasukan Muslimin, Khalid telah ikut lebih dari 100 pertempuran melawan kekaisaran Byzantium dan selalu menang.
Dalam biografinya, Khalid bin Walid adalah orang paling gigih dalam berperang. Namun, ia wafat di atas tempat tidur karena sakit, bukan di medan perang. Begitulah kehendak Allah Subhanahu wa ta’ala kepadanya.
Di balik kesuksesannya sebagai panglima perang, Khalid bin Walid memiliki karomah. Dikisahkan, suatu hari, Khalid bin Walid singgah di suatu kampung. Orang-orang memperingatkannya, “Waspadalah terhadap racun, jangan minum suguhan orang-orang asing!”
Namun Khalid menjawab, “Berikan racun itu kepadaku!” Kemudian beliau mengambil minuman beracun itu, lalu meneguknya sambil membaca “basmalah”, dan tidak terjadi sesuatu pun yang membahayakannya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la, Al-Baihaqi, dan Abu Na’im dari Abu Safar)
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Khalid bin Walid pergi ke satu kampung. Penduduk kampung itu menyuruh Abdul Masih menyambut Khalid dengan membawa minuman yang mengandung racun ganas.
Khalid berkata kepada Abdul Masih, “Berikan minuman itu!” Ketika ia istirahat, Khalid mengambil minuman beracun itu lalu berdoa, “Dengan menyebut nama Allah, Tuhan langit dan bumi. Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan mencelakakan hamba-Nya, karena nama-Nya mengandung obat.”
Kemudian Khalid meneguk minuman beracun itu. Abdul Masih kembali ke kaumnya seraya berkata, “Hai kaumku, ia telah minum racun ganas itu, tetapi ia tidak apa-apa.” Akhirnya kaum itu berdamai dengan kaum Muslimin. (Dikisahkan oleh Al-Kalbi).
Diceritakan juga bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Khalid dengan membawa geriba (tempat air dari kulit unta) berisi arak. Khalid lalu berdoa, “Ya Allah jadikanlah arak ini madu”. Lalu arak itu berubah menjadi madu.
Dalam versi lain diceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati Khalid dengan membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya kepadanya, “Apa ini?” Ia menjawab, “Cuka.”
Kemudian Khalid berdoa, “Ya Allah, jadikan isi geribah ini cuka.” Lalu orang-orang melihat geribah itu berisi cuka, padahal sebelumnya arak. (Riwayat Ibnu Abi Dunya dari Khaitsamah)
Riwayat lainnya menceritakan, Khalid bin Walid mendapat laporan bahwa ada angggota pasukannya yang minum arak. Maka Khalid menginspeksi pasukannya, dan ia menemukan seseorang membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya, “Apa ini?” Laki-laki itu menjawab, “Cuka.”
Khalid berdoa, “Ya Allah, jadikanlah geriba itu berisi cuka.” Laki-laki itu membuka geriba, dan ternyata isinya telah berubah menjadi cuka, ia lalu berujar, “Ini berkat doa Khalid.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Maharib bin Datstsar)
Demikian karomah Khalid bin Walid yang diceritakan dalam banyak riwayat. Untuk diketahui karomah adalah kemuliaan dan anugerah yang diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala kepada hamba yang dicintai-Nya.(*/Fir)