BERKUNJUNG KE KOTA SEMARANG JANGAN LUPA KE LAWANG SEWU YANG BERSEJARAH

SEMARANG – Wisata apa yang terlintas di benak Anda jika mendengar kata Semarang? Pasti Lawang Sewu adalah salah satunya bukan? Yap, rasanya memang belum afdol kalau belum berkunjung ke Lawang Sewu jika sedang plesiran ke Kota Semarang. Sering disebut sebagai gedung angker dan punya banyak pintu, tapi sebenarnya Lawang Sewu itu apa sih?

Lawang Sewu adalah salah satu gedung bersejarah yang sekarang ini sudah dialokasikan sebagai museum dan destinasi wisata. Lokasinya berada di bundaran Tugu Muda Kota Semarang. Letaknya tidak terlalu jauh dari Simpang Lima Semarang yang terkenal itu kok!
Sebutan Lawang Sewu disematkan oleh masyarakat sekitar karena dalam bahasa Jawa, Lawang Sewu berarti seribu pintu. Meski disebut demikian, pada kenyataannya jumlah pintu yang berada di Lawang Sewu tidak mencapai seribu, lho! Gedung ini juga mempunyai banyak jendela-jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sekitar juga sering menganggap jendela-jendela tersebut sebagai pintu (lawang) dan terkesan bahwa gedung ini memang mempunyai seribu pintu.
Lawang Sewu sebenarnya adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dulunya merupakan kantor pusat sebuah perusahaan kereta api swasta milik Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1904, dan mulai dibuka pada tahun 1907. Sejak beroperasi, gedung ini sudah berulang kali mengalami pergantian fungsi serta menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah.
Awalnya gedung ini menjadi kantor pusat perusahaan kereta api belanda NIS, lalu semenjak kemerdekaan Indonesia, gedung ini beralih menjadi Kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang disebut sebagai PT Kereta Api Indonesia. Setelah itu gedung ini juga pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro), dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Gedung ini juga pernah menjadi saksi bisu peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang pada 14 Oktober ā 19 Oktober 1945, ketika para pemuda AMKA melawan penjajah Jepang.
Walaupun sering berganti fungsi pemakaian, gedung yang menjadi ikon Kota Semarang ini ternyata juga pernah sempat terbengkalai lama, lho! Mungkin karena inilah label angker sangat melekat pada gedung bernuansa putih ini hingga sekarang. Konon katanya, masih ada arwah noni-noni Belanda yang tinggal disana, munculnya penampakan, dan cerita-cerita lainnya yang masih menjadi misteri.
Meski begitu, Lawang Sewu masih terus eksis hingga kini. Destinasi ini juga selalu menjadi salah satu primadona para wisatawan untuk berwisata di Kota Semarang.
Sudah berumur lebih dari 100 tahun, bangunan berasitektur Belanda ini masih terlihat megah dan memancarkan pesonanya. Bahkan dari sebelum memasuki gedung. Gedung ini terbagi atas 4 bangunan. Dua gedung yang lebih besar merupakan gedung utama dan disebut sebagai Gedung A dan Gedung B. Dua gedung lainnya yang lebih kecil disebut sebagai Gedung C dan Gedung D.
Dari pintu masuk, Anda akan terlebih dahulu masuk ke Gedung A. Gedung berlantai 3 ini berbentuk seperti huruf āLā, dengan pintu masuk utama berada pada sudut tengah pertemuan dua sayap gedung. Ketika masuk, Anda langsung disambut dengan lantai dan dinding marmer di seluruh gedung, serta ornamen jendela dengan kaca-kaca patri khas Eropa yang menambah keeksotisan arsitektur gedung ini.
Di Gedung A juga terpajang beberapa miniatur kereta jadul yang menjadi salah satu magnet para pengunjung untuk melihat-lihat. Jangan lupa juga untuk mengambil foto di gedung ini ya, karena dijamin pasti instagrammable!
Masuk ke Gedung B yang berada di samping Gedung A, Anda langsung disambut dengan banyaknya pintu-pintu yang berderet di sepanjang gedung. Di dalam gedung juga terdapat pintu-pintu lainnya yang memisahkan antara ruangan satu dengan ruangan lainnya. Di gedung dua lantai ini terdapat pameran foto-foto jurnalistik bertema perkembangan kereta api, dan foto-foto yang memuat sejarah PT Kereta Api Indonesia. Jangan lupa juga untuk foto-foto di gedung B ini ya, karena aesthetic banget!
Mulai ke sisi belakang dari kompleks Lawang Sewu, Anda akan menemukan Gedung C. Gedung dua lantai ini dulunya difungsikan sebagai tempat mencetak tiket dan jadwal kereta api NIS. Tapi, sekarang sudah dialihfungsikan sebagai ruang pameran mengenai sejarah Lawang Sewu. Sementara itu Gedung D berada di dekat Gedung C. Tidak jauh dari Gedung D dan Gedung A, terdapat beberapa gerbong kereta api lokomotif jadul yang unik dan wajib untuk foto-foto!
Lawang Sewu beroperasi dari jam 7 pagi hingga jam 9 malam. Tidak perlu merogoh kocek yang dalam untuk masuk ke dalam gedung bersejarah ini, karena hanya perlu membayar Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 10.000 untuk dewasa. Jika Anda ingin mengetahui sejarah lebih lanjut mengenai Lawang Sewu, Anda juga bisa membayar jasa tour guide yang akan menceritakan lebih detail mengenai Lawang Sewu dengan senang hati. (*/Ndo)