Village

DAMPAK CORONA, OKUPANSI HOTEL DI JATENG TURUN 50%, 20 EVEN DITUNDA

visit indonesia

SEMARANG – Dampak merebaknya virus corona atau Covid-19 memukul bisnis perhotelan di Jawa Tengah. Apalagi pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menunda kegiatan yang melibatkan kerumunan massa selama 14 hari terhitung sejak 16 Maret 2020.

&80 x 90 Image

Banyak even atau acara yang sudah terjadwal di hampir semua hotel terpaksa harus dibatalkan atau pun ditunda. Okupansi tamu pun anjlok hingga berkisar 25% hingga 50%.

Ketua Indonesia Hotel General Manager (IHGM) DPD Jateng, Muhammad Noor Cholis mengakui kebijakan tersebut sangat berdampak pada tingkat hunian bisnis perhotelan.

“Memang resmi ada imbauan pemegang otoritas kekuasaan, itu banyak diterjemahkan oleh pelaku/pebisnis untuk menangguhkan atau menunda kegiatan yang otomatis hotel-hotel yang biasanya dipakai tempat kegiatan sangat berdampak,” kata Noor Cholis , Rabu (18/3/2020).

“Hampir semua hotel sudah melaporkan tingkat hunian sampai Maret ini yang rata-rata turun 25-30%. Tipe kegiatan mulai dari corporate, goverment, sosial even hampir semua mengurungkan sampai pemberitahuan lebih lanjut,” tuturnya.

Pihaknya sedikit menyesalkan karena penundaan tersebut begitu masifnya terlepas apapun kegiatannya. Jumlah kegiatan kecil maupun besar banyak yang ditunda, padahal yang diharapkan pengumpulan massa lebih besar.

Dia menyebutkan, rata-rata semua hotel segala bintang kehilangan antara 10 sampai 20 even. “Kalau dinominalkan antara Rp500 Juta sampai Rp1 miliar, kerugian akibat cancel. Beruntung masih ada even besar di luar pemerintahan yaitu wedding,” ujarnya.

Sementara, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Heru Isnawan mengungkapkan pada bulan-bulan ini, seharusnya okupansi sudah dapat 30-40%. Mulai Senin (16/3/2020), banyak even yang ditinjau kembali, terutama MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions).

“Ada yang dibatalkan, ada yang ditunda. Jadi, dari okupansi yang bisa 30-40%, ngedrop jadi 10-20%. Penurunannya sampai 50%,” kata Heru.

Namun demikian, pihaknya tetap harus mengikuti regulasi pemerintah. Menurutnya, permasalahan ini merupakan kepentingan bersama.

Sementara itu, Sales Executive Citradream Hotel Semarang, Vincet Litha menambahkan, okupansi di hotelnya turun hingga 30%. Penundaan acara yang sudah dijadwalkan, tidak hanya dua minggu ke depan saja.

“Semua even yang dijadwalkan sampai Mei, cancel semua. Ada dari travel Jatim, Jakarta, Jabar, sama travel tamu dari kapal. Booking dari online juga melemah, pemerintahan apalagi, stop total. Pembatalannya last minutes,” katanya.

Sementara itu, Sales Manager Hotel Neo Semarang, Nuris Dwi Y mengaku jika pihaknya sudah dapat even selama dua minggu ke depan dengan total nilai sekitar Rp300 jutaan. “Sayang, banyak yang dibatalkan. Hanya beberapa yang dijadwalkan ulang. Sekarang harus refund dari online dan offline juga. Hari ini total refund sudah Rp15 juta,” katanya.(*/Dan)

Loading...