KISAH BERDIRINYA MASJID AL AQSA, DISEBUT TERTUA SETELAH MASJIDIL HARAM

Masjid Al Aqsa disebut juga dengan Baitul Maqdis. Tempat suci umat Islam ini berdiri di kompleks Haram Al Sharif atau Temple Mount di Yerusalem ini memiliki sejarah dan dinamika yang panjang

Dikutip dari buku Kilau Mutiara Sejarah Nabi oleh Amandra Mustika Megarani, Masjid Al Aqsa dibangun di sebuah tempat yang berbentuk persegi dengan luas sekitar 144 ribu meter persegi. Kawasan ini mampu menampung kurang lebih 400 ribu jemaah, sedangkan bangunan masjidnya sebesar 83 meter dengan lebar 56 meter yang dapat menampung 5 ribu jemaah.
Kisah Masjid Al Aqsa tidak bisa lepas tentang bagaimana masjid ini menjadi perebutan antar dua negara, yakni Israel dan Palestina. Di tempat inilah banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam terjadi.
Kisah Berdirinya Masjid Al Aqsa di Yerusalem
Pada dasarnya, kapan tepatnya Masjid Al Aqsa berdiri belum dapat dipastikan. Berbagai sumber mengatakan hal yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Namun, hal yang pasti Masjid Al Aqsa adalah masjid tertua kedua setelah Masjidil Haram. Hal ini disebutkan dalam buku Qashash Al-Anbiya karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh H. Dudi Rosyadi, Lc.
Abu Dzar pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali didirikan?”
Beliau menjawab, “Masjidil Haram.”
Lalu Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian setelah itu masjid apa?”
Beliau menjawab, “Masjid Baitul Maqdis.”
Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa tahunkah keduanya berselang?”
Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.”
Sebagaimana yang tertera dalam hadits tersebut, Masjid Al Aqsa adalah masjid yang sudah didirikan sejak lama bahkan sebelum kenabian Rasulullah SAW.
Ada yang berpendapat, menurut buku Sejarah & Keutamaan Masjid Al-Aqsha & Al-Quds karya Mahdy Saied Rezk Karisem, sosok yang benar-benar pertama kali mendirikan Masjid Al Aqsa adalah para malaikat berdasarkan sumber dari beberapa kitab tafsir.
Namun, ada pula yang berpendapat dari kesepakatan mayoritas ulama dan yang shahih, nabi pertama yang membangun Masjid Al Aqsa yaitu Nabi Adam AS atas wahyu yang diberikan oleh Allah SWT.
Selanjutnya, sekitar tahun 2.000 SM, Nabi Ibrahim AS merenovasi bangunan Masjid Al Aqsa serta meninggikan bangunannya. Setelah itu, diketahui bahwa Nabi Yaqub AS juga melangsungkan perbaikan pada bangunan Masjid Al Aqsa.
Selang waktu yang sangat lama, masjid itu kembali dibangun oleh ayah dan anak yang sangat mulia. Mereka adalah Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS, sebagaimana dijelaskan Seni Bertuhan yang ditulis oleh Bambang Saputra.
Nabi Sulaiman AS mendirikan Masjid Al Aqsa dengan lebih besar, luas, dan indah. Sesuai sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru bin Ash, beliau bersabda:
“Ketika Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis (dalam riwayat lain disebutkan: membangun masjid Baitul Maqdis), maka ia meminta tiga perkara kepada Allah SWT, yaitu; keputusan hukum yang sejalan berdasarkan keputusan Allah, kerajaan yang tidak selayaknya dimiliki seseorang sesudahnya, dan agar masjid ini tidak didatangi seseorang yang tidak menginginkan selain salat di dalamnya, melainkan ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya. Kedua perkara yang pertama telah diberikan kepada Sulaiman, dan aku berharap ia juga diberikan yang ketiga.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Menurut para ahli tafsir dan sejarah, sekitar abad ke VI sebelum Masehi, Masjid Al Aqsa (Yerusalem) diserang oleh Nebukadnezar dari Babilonia. Hal ini menyebabkan Bani Israel tidak memiliki tanah suci.
Ratusan tahun berlalu, mendekati masa di mana Nabi Isa AS akan lahir ke dunia. Datanglah Raja Herodus (Khirudus) ke Yerusalem untuk membangun kembali Masjid Al Aqsa dengan sangat megah mengikuti rancangan Nabi Sulaiman AS.
Bertahun-tahun kemudian, tempat suci itu kembali dihancurkan oleh Kaisar Titus dari Roma. Kejadian ini diperkiraan terjadi pada tahun 70 Masehi ketika ia datang ke Palestina untuk menghukum orang-orang Yahudi.
Bekas Masjid Al Aqsa yang sudah hancur lalu diubah menjadi ladang oleh Raja Titus sebagaimana pendapat Ibn Khaldun. Akhirnya, Baitul Maqdis nyaris menjadi tidak tersisa dan terbengkalai keberadaannya.
Barulah ketika Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh umat Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, kaum muslimin berbondong-bondong membangun kembali Masjid Al Aqsa sebagai wujud laknat Allah SWT kepada orang-orang kafir di kalangan Bani Israil.
Pembangunannya kemudian dilanjutkan kembali pada masa khalifah Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya, Al Walid, pada 705 M. Bertahun-tahun setelahnya Masjid Al Aqsa terus mengalami renovasi, perbaikan, dan penambahan akibat gempa maupun perang.(*/Dan)