ORANG -ORANG BERBAHAYA, MEREKA MERUPAKAN PARA PENGIKUT DAJJAL

Betapa menakutkannya ketika Dajjal akan turun, karena pada saat itu, umat manusia tengah mengalami musim kemarau panjang, sehingga umat muslim kelimpungan menahan haus dan lapar. Karena tidak ada makanan yang bisa dimakan dan mereka harus menahan lapar selama berhari-harI.

Makanan manusia pada saat itu adalah apa yang dilakukan oleh para malaikat, yakni membaca tasbih, tahlil, istigfar, sedangkan orang kafir dan mereka yang imannya rendah, akan meminta kepada Dajjal. Karena inilah Rasulullah saw menyebut, bahwa fitnah Dajjal sebagai ujian terbesar bagi kehidupan orang beriman.
Diambil dari buku Fitnah Dajjal dan Ya’juj Ma’juj Karya Lilik Agus Saputra, Rasulullah saw menyebut fitnah Dajjal sebagai ujian terbesar bagi kehidupan orang beriman. Sosok Dajjal bagi orang yang beriman adalah musuh terberat dan tidak mudah untuk ditaklukkan begitu saja.
Dajjal bukan sebuah hawa nafsu, tapi Dajjal adalah wujud manusia yang ditakdirkan Allah Swt. memiliki kelebihan untuk mengaburkan keimanan seseorang. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya:
“Tidak ada ujian di muka bumi sejak Allah ciptakan Adam, yang lebih besar melebihi fitnah Dajjal. Dan sungguh, setiap Allah mengutus seorang nabi, pasti dia akan mengingat umatnya dari bahaya Dajjal.” (HR. Ibnu Majjah).
Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah saw, bersabda: “Jika salah seorang dari kalian tasyahud maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal dengan mengucapkan, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab jahanam, azab kubur, fitnah cobaan kehidupan dan kematian dari keburukan fitnah al Mash al Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim).Mengapa Dajjal disebut sebagai fitnah terbesar bagi seorang mukmin? Sebab pada dasarnya Dajjal adalah memiliki daya rusak yang membahayakan keberadaan seseorang di hari Akhir kelak. Dalam beberapa hadis telah menjelaskan bahwa Dajjal tidak membantai seorang muslim secara fisik, akan tetapi dia menyesatkan orang muslim agar menjadi pengikutnya.
Ada beberapa hadis yang menyatakan bahwa Dajjal lebih fokus menyesatkan umat muslim dari pada membantainya, di antaranya yaitu:
Pertama, Dajjal muncul di tengah manusia. Ia menyebarkan pemikiran yang menyimpang kepada umat manusia. Otak manusia dibuat kalang kabut untuk mempercayai kekuatannya.
Sebagaimana Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya: “Jika saat Dajjal muncul dan aku (Rasulullah saw) masih bersama kalian maka akulah yang akan melindungi kalian darinya. Allah Swt adalah pelindungku dan setiap muslim.” (HR. Ahmad dan Muslim).
Maksud hadis di atas yakni Rasulullah saw. bersabda bahwa orang yang beriman akan tetap berada di lindungan-Nya. Sedangkan kemarau berkepanjangan dan seseorang terserang haus dan lapar, maka Allah Swt akan tetap membantunya. Sehingga tidak ada ketakutan bagi seseorang yang tetap menjaga keimanannya. Dengan melafalkan istighfar, tahmid, takbir dan bacaan lainnya maka Allah Swt mengangkat rasa lapar dan harus dalam diri umat muslim.
Kedua, Dajjal melarang pengikutnya untuk membunuh siapapun tanpa seizinnya.
Hal ini termasuk ancaman yang sangat menakutkan bagi seorang muslim. Dajjal ketika berhadapan dengan orang yang beriman tidak serta-merta langsung membunuhnya. Tetapi dia menggunakan tipu muslihat agar orang beriman tersebut goyah kemudian mengikuti dirinya.
Dajjal memperingatkan kepada pengikutnya untuk tidak gegabah membunuh. Sebab, yang memberi hak membunuh adalah Dajjal sendiri. Pengikut hanya menjalankan perintah dari Dajjal.Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Dajjal keluar, lalu datanglah seorang mukim untuk menemui Dajjal. Namun dia tertangkap oleh para penjaga kediaman Dajjal.” Sehingga penjaga tersebut menanyakan kepada seorang mukmin, “Kamu mau ke mana?” Kemudian orang menimpali, “Aku mau menemui makhluk yang sudah keluar itu (Dajjal).” Jawab mukmin tersebut. “Apakah kamu belum beriman kepada Rabb kami?” Tanya penjaga kepada orang mukmin. “Rabb kami tidaklah samar.” Ungkap mukmin. “Tiba-tiba dari sudut yang jauh ada yang mengungkapkan, “Bunuh saja dia!” Sebagian menghalangi, “Bukankah: Rabb kita (Dajjal) melarang kalian untuk membunuh siapa pun tanpa seizinnya?” Dan pada akhirnya mereka membawa orang itu tetap menghadap Dajjal…” (HR. Muslim).
Dari hadis tersebut sebenarnya masih ada kelanjutannya yakni atas izin Dajjal, akhirnya orang mukmin diajak menemui Dajjal. Pada akhirnya orang mukmin berdebat panjang dengan Dajjal dan Dajjal yang kalah. Tanpa sepengetahuan orang banyak, orang mukmin tersebut dimasukkan dalam neraka Dajjal. Hingga lenyap sudah sosok orang mukmin di hadapan Dajjal.
Seseorang yang memiliki keimanan kuat, maka dia lebih memilih mati bersama imannya daripada hidup tanpa keimanan. Namun Dajjal memiliki seribu cara untuk menggerus keimanan tersebut, salah satunya dengan cara memperlihatkan kekuatannya yang tidak bisa dimiliki orang orang biasa.
Ketiga, Dajjal tetap memberi kesempatan hidup kepada orang yang tidak ingin mengikutinya, tetapi dalam hidup orang tersebut selalu dibuat sengsara.
Mereka disiksa dengan cara tidak diberi makan dan minum. Sedangkan di luar banyak pengikutnya yang makan melalui sumber daya alam dan mampu menikmati secara bersama-sama. Sebagaimana An-awwas bin Sam’an r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
“Dajjal mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka, dan mereka pun beriman dan menerima ajakan Dajjal. Lalu dia perintahkan langit hingga turunlah hujan, dan dia perintahkan bumi hingga tumbuh banyak tanaman. Sehingga mereka menggiring pulang binatang ternak mereka dalam keadaan punuk besar, penuh dengan susu kambingnya besar, serta perut mereka gemuk (karena kenyang). Kemudian Dajjal mendatangi kaum yang lain, dia mendakwahi mereka, namun mereka menolak ajakan Dajjal. Dajjal pun meninggalkan mereka dalam kondisi mereka serba kekurangan, tidak memiliki harta apapun.
Kemudian dia melewati tempat reruntuhan dan memerintahkan ke tanah itu, “Keluarkan semua simpanan hartamu.” Tiba-tiba harta simpanan di tanah itu semua mengikuti Dajjal, serta lebih jantan (mengikuti ratunya).” (HR. Ahmad dan Muslim).
Keempat, Dajjal memberikan tipu daya untuk mengelabui orang agar mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan.Allah Swt telah menetapkan bahwa kedatangan Dajjal tidak hanya sebagai manusia biasa, tetapi dia diberi oleh Allah Swt sebuah kekuatan. Tetapi dia menggunakan dengan cara keburukan. Dia menginginkan semua orang tersesat hingga kelak menghuni neraka bersamanya. Kekuatan Dajjal ini antara lain mampu memerintahkan hujan dan awan untuk menumbuhkan tanaman. Sehingga barangsiapa yang mengikuti Dajjal, sangat menikmati kemakmuran.
Dajjal juga memiliki surga dan neraka bagi yang mau mengikutinya. Dia memperlihatkan surga kepada mereka yang mau menjadi pengikutnya dan dia akan menjerumuskan ke neraka bagi mereka yang selalu membantah ajakannya.
Dajjal juga mampu mengeluarkan harta secara tiba-tiba. Kelak banyak orang akan terkejut melihat kehebatan yang dimiliki olehnya. Walaupun harta tersebut tidak tahu asalnya, akan tetapi Dajjal mampu mendatangkannya. Hal inilah yang membuat banyak orang akan terhasut olehnya.
Tetapi ada sudut pandang lain yang menceritakan bahwa kehebatan Dajjal tersebut bukan murni dari Allah Swt. Dia hanya diberikan kelicikan yang mampu mengelabui banyak orang. Harta tersebut sebenarnya dari penduduk lain yang ia curi dengan bantuan setan, kemudian dia persembahkan kepada orang-orang yang beriman. Agar mereka dapat tergiur dan mau mengakui kehebatan Dajjal.
Selain itu, tentang neraka dan surga sebenarnya itu hanyalah fiktif. Dia tidak mampu dan tidak memiliki kelebihan menciptakan surga dan neraka. Hanya saja dia membuat tipu daya dengan cara menciptakan surga dan neraka versinya sendiri. Dengan begitu orang akan terkagum olehnya dan menganggap bahwa dirinyalah yang patut disembah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahili bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya: “Di antara fitnah Dajjal, dia menawarkan seorang Arab Badui, Renungkan, sekiranya aku bisa membangkitkan ayah ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu?’ Laki-laki Arab tersebut menjawab, Ya’. Kemudian muncullah dua setan yang menjelma dihadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya. Keduanya berpesan, Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dia adalah Rabbmu.” (HR. Ibnu Majjah).
Kutipan hadis di atas sebagaimana yang telah dijelaskan oleh K.H. Hasyim Asy’ari dalam karyanya Risalah Aswaja. Dalam kitab tersebut menjelaskan bahwa kelak di hari Kiamat akan ada tipu daya yang sangat menakutkan bagi kaum muslim. Mereka dipertemukan dengan Dajjal yang mengaku sebagai Tuhan.
Dia mampu menghidupkan keluarga yang sudah mati, padahal orang tersebut jelmaan dari setan yang menyamar sebagai orang. Setan akan memberi nasihat kepada kaum muslim sekiranya mau melepaskan iman kemudian menyembah Dajjal.
Dengan begitu, banyak sekali dari golongan orang yang imannya setengah-setengah akan terjerumus ke dalam kekufuran. Padahal Allah Swt. telah menjanjikan, barangsiapa yang berbuat kufur dan mengingkari kenikmatan Allah Swt. niscaya siksa-Nya amat pedih.
Ketika Dajjal telah terlepas dari belenggu yang tingginya 10 dzira’, ia keluar dan berbaur dengan masyarakat layaknya orang saleh dan mengajak kebaikan kepada masyarakat setempat dan banyak orang yang mengikuti ajakannya.
Hingga pada akhirnya dia menyatakan diri bahwa dirinyalah sosok Nabi akhir zaman, dengan begitu secara berangsur-angsur banyak orang yang meninggalkan keimanannya. Hingga perjalanan di Kallah (antara Irak dan Syam), Dajjal kemudian mengaku menjadi Tuhan. Dari pengikut bangsa Yahudi tentu langsung mengakuinya. Tetapi tidak dengan orang yang beriman, dia tetap memiliki pendirian bahwa Tuhannya hanya satu yakni Allah Swt.(*/Dan)